Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Bayi Baru Lahir Mati Mendadak, Menteri Kesehatan Tunisia Mundur

Kompas.com - 10/03/2019, 10:12 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC,AFP

TUNIS, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Tunisia Abderraouf Cherif mengundurkan diri menyusul kematian 11 bayi baru lahir secara mendadak di sebuah rumah sakit bersalin di Tunis.

Diwartakan AFP, Sabtu (9/3/2019), Kementerian Kesehatan kini sedang melakukan pemeriksaan medis dan kebersihan rumah sakit yang menangani bayi- bayi itu.

Selain itu, kementerian juga menyoroti manajamen rumah sakit setelah 11 bayi meninggal antara pada 7-8 Maret 2019.

Baca juga: Tunisia dan Rusia Serukan Liga Arab Kembali Terima Suriah Jadi Anggota

"Tidakan pencegahan dan perawatan telah diambil untuk menghindari korban lain, serta memastikan kesehatan bayi lain di ruang bersalin," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Tunisia.

Cherif mundur selang empat bulan setelah dia diangkat menjadi menteri kesehatan.

Sebelumnya, Forum Independen Tunisia tentang Hak-hak Ekonomi dan Sosial meminta menteri kesehatan untuk mengundurkan diri.

Terkait kasus kematian bayi, asosasi pediatrik Tunisia menyebut investigasi yang berlangsung merujuk pada infeksi yang disebabkan oleh produk infus cairan.

Seperti diketahui, sistem kesehatan masyarakat di Tunisia pernah memiliki reputasi sebagai salah satu yang terbaik di Afrika Utara.

Melansir dari BBC, pariwisata di bidang medis bahkan menjadi sumber pendapatan yang besar bagi negara itu.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Khashoggi, Warga Tunisia Tolak Kunjungan MBS

Namun sejak penggulingan Presiden Zine El-Abidine Ben Ali pada 2011, kesehatan masyarakat Tunisia dihantam berbagai masalah.

Hambatan itu termasuk manajemen dan keuangan yang menurunkan standar hingga menyebabkan kekurangan obat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com