Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nima dan Dawa, Kembar Siam dengan Satu Hati asal Bhutan Kini Terpisah

Kompas.com - 08/03/2019, 18:01 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

THIMPU, KOMPAS.com - Pada 2 Oktober 2018, bayi kembar siam asal Bhutan tiba di Australia untuk mencari harapan. Orangtua Nima dan Dawa Pelden berkeinginan agar kedua putrinya dapat dipisahkan.

Organisasi amal Children First Foundation membiayai perjalanan dan operasi bagi kembar siam tersebut.

Terlahir dengan dada menempel dan berbagi satu hati, kedua bayi perempuan itu berharap dapat hidup normal.

Baca juga: Kembar Siam dari Bhutan Akan Jalani Operasi Pemisahan di Melbourne

Lalu, bagaimana hasil operasi pemisahan Nina dan Dawa?

Melansir kantor berita AFP, kedua gadis cilik tersebut kembali ke negara asal mereka pada Kamis (7/3/2019).

Nina dan Dawa yang kini berusia 19 bulan berhasil melalui operasi di Melbourne, Australia. Untuk kali pertama, mereka melakukan aktivitas tanpa harus saling bertabrakan seperti dulu.

Kerabat, dokter, dan media setempat memadati bandara internasional satu-satunya di negara itu untuk menyambut keduanya.

Awalnya, mereka dilahirkan dengan kondisi menempel saling berhadapan. Ketika salah satu dari mereka berjalan, maka yang lain harus bergerak mundur.

Sebuah tim yang terdiri dari 25 ahli bedah, perawat, dan ahli anestesi di Toyal Children's Hospital di Melbourne.

Operasi mereka dilakukan pada November 2018, dan kemudian melalui masa pemulihan yang dramatis.

"Emosi saya tidak bisa digambarkan," kata ibu keduanya, Bhumchu Zangmo.

Zangmo menghabiskan enam bulan dengan anak-anak di Australia. Dia berkomunikasi dengan keluarga di rumahnya melalui ponsel.

Ayah mereka, Sonam Tshering, menangis ketika melihat kedua putrinya untuk kali pertama sejak Oktober lalu.

"Saya tidak bisa tidur tadi malam," katanya.

Baca juga: Alexandra dan Calder, Bayi Kembar dengan Ayah yang Berbeda

Di sebuah wisma tamu di Thimpu, Nima dan Dawa bermain dengan mainan mereka dan berbicara dengan beberapa kata bahasa Inggris yang mereka pelajari di Australia.

Nima berjalan berkeliling sambil menggigit cokelat. Dawa hanya bisa merangkak dan akan membutuhkan lebih banyak fisioterapi.

Mereka akan kembali ke kota asal mereka Phuentsholing di perbatasan India pada minggu depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com