Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Kenya Atasi Mogok Pekerja Bandara, Penumpang Terpapar Gas Air Mata

Kompas.com - 06/03/2019, 18:41 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

NAIROBI, KOMPAS.com - Aksi mogok pekerja bandara membuat ratusan penumpang pesawat di Bandara Internasional Jomo Kenyatt di Nairobi, Kenya, telantar pada Rabu (6/3/2019).

Sementara itu, polisi anti-hura hara dikerahkan untuk mengatasi pekerja yang berunjuk rasa sehingga membuat sejumlah penumpang terpapar gas air mata.

Diwartakan AFP, penerbangan telah ditangguhkan sejak tengah malam, sedangkan penumpang telah diimbau untuk tidak datang ke sejumlah bandara hingga pemberitahuan lebih lanjut.

"Kenya Airways memberitahukan kepada pelanggan dan masyarakat bahwa akibat aksi mogok ilegal oleh Serikat Pekerja Penerbangan Kenya (KUWA), maskapai akan mengalami gangguan operasional," demikian pernyataan manajemen.

Baca juga: Pertama dalam 100 Tahun, Black Panther Tertangkap Kamera di Kenya

Di dalam terminal, para pekerja menghadapi polisi yang menembakkan gas air mata saat berusaha menangkap pejabat serikat pekerja yang dituding melakukan penghasutan.

Penumpang yang telantar diimbau untuk meninggalkan bandara atau menunggu di tempat parkir dan ruang tunggu di luar terminal.

"Saya sudah berada di sini sejak pukul 03.00 subuh dan tidak ada penerbangan, tidak ada informasi," kata seorang penumpang, Mercy Mwai.

"Kami baru saja diberi tahu untuk menunggu pengumuman selanjutnya," ujarnya.

Penumpang lain menyayangkan tindakan polisi yang menembakkan gas air mata kepada pekerja di bandara.

"Mengapa polisi menggunakan kekuatan yang tidak perlu dengan gas air mata di bandara?" tanya seorang penumpang, Christine.

Akibat tindakan tersebut, beberapa penumpang menerima perawatan medis di bandara karena terpapar gas air mata.

Serikat pekerja memang belum mengumumkan soal aksi mogok mereka untuk memprotes rencana pengambilalihan bandara oleh maskapai Kenya Airways(KQ).

Selama ini, bandara dioperasikan oleh Otoritas Bandara Kenya (KAA).

Baca juga: Tiga Warga AS Keturunan Kenya Ditangkap karena Mendukung ISIS

Menanggapi hal iu, Menteri Transportasi Kenya James Macharia mengatakan para pekerja tidak perlu khawatir.

"Yang mereka khawatirkan adalah usulan merger antara KQ dan KAA akan mengakibatkan hilangnya pekerjaan mereka," ucapnya.

"Kami memberikan jaminan, hal tersebut tidak akan terjadi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com