Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Caca-tovs", Bom Tinja Andalan Massa Rompi Kuning saat Berunjuk Rasa

Kompas.com - 04/03/2019, 20:11 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

MARSEILLE, KOMPAS.com - Berbagai aksi protes oleh massa rompi kuning di Perancis masih terus berlangsung hingga kini.

Polisi pun harus mengamankan situasi agar tidak terjadi kekerasan yang berujung korban.

Di samping itu, mereka kini menghadapi senjata baru andalan para pengunjuk rasa, yaitu bom tinja atau disebut Caca-tovs.

Baca juga: Sentuh Granat Meledak, 4 Jari Tangan Demonstran Rompi Kuning Ini Putus

Tinja dimasukkan dalam kantong kemudian dilemparkan bak bom oleh massa rompi kuning.

"Pada Sabtu, kantong berisi kotoran dilemparkan kepada polisi. Ada tiga polisi yang basah kuyup karena itu," kata Rudy Manna dari serikat polisi Perancis kepada AFP, Senin (4/3/2019).

Kepolisian Marseille menyatakan, seorang anggotanya bahkan mengalami luka pada sikunya karena terkena bom tinja berisi proyektil.

Insiden yang sama juga terjadi di selatan kota Montpellier. Polisi menyebutkan, ada seruan di media sosial yang menyarankan agar demonstran membawa Caca-tovs.

Caca dalam bahasa Perancis dapat diterjemahkan sebagai kotoran atau tinja.

"Polisi sangat merasa dipermalukan," ucap Manna.

Dia mengatakan, hingga kini pelempar Caca-tovs yang bersembunyi di antara 1.000 demonstran lainnya di Marseille belum dapat ditemukan.

Pada Sabtu (2/3/2019) menandai akhir pekan ke-16 secara berturut-turut massa rompi kuning menggelar unjuk rasa sejak November 2018.

Sebelum memakai Caca-tovs, mereka telah memakai batu dan proyektil untuk dilemparkan kepada polisi.

Baca juga: 10.000 Massa Syal Merah di Paris Protes Aksi Kekerasan Rompi Kuning

Sudah ada 11 orang yang tewas selama berlangsungnya demonstrasi, yang diawali untuk memprotes pajak bahan bakar.

Unjuk rasa meluas sehingga menjadi pemberontakan oleh warga yang tinggal di pedesaan dan kota kecil Perancis untuk melawan Presiden Emmanuel Macron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com