Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Klaim Trump, Ini Sebenarnya Permintaan Utama Korut

Kompas.com - 01/03/2019, 14:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

HANOI, KOMPAS.com - Korea Utara (Korut) menanggapi klaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump setelah pertemuannya dengan Kim Jong Un menuai kegagalan.

Dalam pertemuan di Hanoi, Vietnam, selama dua hari hingga Kamis (28/2/2019), Gedung Putih mengumumkan tidak ada kesepakatan antara Trump dan Kim.

Dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Trump mengatakan tidak ada titik temu karena Kim meminta seluruh sanksi dicabut.

Baca juga: Trump: Kim Jong Un Tak Tahu soal Penyiksaan Mahasiswa AS di Korut

"Kami tak bisa melakukannya. Kim adalah pria dengan karakter yang baik. Tetapi kami memutuskan tak menandatangani apapun," papar Trump.

Dalam temu awak media, Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong Ho menyatakan sebenarnya negaranya telah menyediakan proposal yang lebih "realistis".

Dikutip BBC, Ri menjelaskan Kim meminta kepada Trump agar sebagian sanksi yang menghancurkan ekonomi serta mata pencaharian Korut dicabut.

Sebagai gantinya, Pyongyang bakal melenyapkan reaktor nuklir utama Yongbyon di bawah pengawasan peninjau yang dipilih AS.

Tidak hanya itu. Korut bakal menghentikan seluruh produksi bahan baku nuklir. Termasuk pengayaan plutonium dan uranium di bawah pengawasan Washington.

"Ini adalah langkah denuklirisasi terbesar yang kami ambil berdasarkan tingkat kepercayaan kedua negara," ucap Ri diwartakan Sky News.

Dia mengungkapkan setelah ditolak Trump, dia tidak yakin Korut bakal menawarkan peluang seperti ini lagi di perundingan selanjutnya.

"Prinsip kami tegak berdiri dan proposal kami tidak akan berubah meski nantinya mereka (AS) menawarkan kesempatan," tegasnya.

Berdasarkan Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders, Trump telah memberi tahu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.

Dalam kicauannya di Twitter, Sanders memaparkan mantan Presiden Barack Obama memilih meneruskan kesepakatan dengan Iran pada 2015 meski dianggap buruk.

"Presiden Trump tak ingin melakukan kesalahan yang sama. Beliau menempatkan keselamatan rakyat Amerika di atas politik," katanya.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal KTT Trump-Kim Jong Un di Hanoi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com