Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Sisi Minta Eropa Tidak Ceramahi Mesir soal HAM

Kompas.com - 26/02/2019, 14:32 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KAIRO, KOMPAS.com - Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi menanggapi seruan Eropa yang menuntut penghapusan hukuman mati di Mesir.

Diwartakan Egypt Today, Sisi justru mendesak negara-negara Eropa untuk tidak memaksakan kehendak mereka pada negara Arab.

"Anda berbicara tentang hukuman mati, dan kami menghargainya. Tapi jangan memaksakan kehendak Anda," katanya dalam konferensi pers KTT Liga Negara Arab-Uni Eropa pada Senin (25/2/2019) di Sharm el-Shiekh, Mesir.

Baca juga: Terbukti Jadi Barang Curian, Museum Kembalikan Peti Emas Kuno ke Mesir

"Di sini, di negara kami, di kawasan Arab, ketika seseorang terbunuh dalam aksi teroris, keluarga korban datang kepada saya karena menginginkan pembalasan," imbuhnya.

Terkait kritikan soal penegakan hak asasi manusia di negaranya, Sisi juga meminta negara Eropa tidak menceramahi dunia Arab.

"Kalian tidak akan mengajari kami soal kemanusiaan," ujarnya, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Menurutnya, negara di Eropa menikmati kemakmuran sementara banyak negara Arab yang berjuang untuk mencegah konflik.

"Prioritas Eropa adalah untuk mencapai dan mempertahankan kemakmuran," katanya.

"Tapi prioritas kita adalah untuk mempertahankan negara kita dan mencegahnya dari kehancuran, seperti yang terjadi pada negara tetangga di kawasan," ujarnya.

Sebagai informasi, KTT Liga Arab-Uni Eropa dibuka pada Minggu lalu dan dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi Eropa,

Pertemuan itu digelar meski terjadi perselisihan yang dipicu oleh eksekusi mati terhadap 9 orang oleh pemerintah Mesir beberapa waktu lalu.

Mereka dihukum mati terkait kasus pembunuhan jaksa agung Mesir Hisham Barakat pada 2015.

Baca juga: Sisi Berpotensi Jadi Presiden Mesir hingga 2034

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu, tetapi pihak berwenang menyebut anggota kelompok Ikhwanul Muslimin terlarang sebagai pelakunya.

Mengutip dari ABC News, data dari Human Rights Watch menyebutkan ada 15.000 warga sipil termasuk anak-anak yang diseret di pengadilan militer Mesir.

Mesir juga diklaim telah menahan puluhan ribu tahanan politik - kebanyakan dari kelompok ekstremis tetapi juga beberapa kelompok liberal sekuler.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com