WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pertemuan kedua Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un tinggal menghitung hari.
Keduanya dijadwalkan bakal bertemu di Hanoi, Vietnam, pada 27-28 Februari setelah pertemuan pertama mereka di Singapura pada Juni 2018 lalu.
Baca juga: Jelang Kedatangan Kim Jong Un, Stasiun Kereta di Perbatasan Vietnam-China Ditutup
Mantan pejabat Badan Intelijen Pusat (CIA) Andrew Kim berujar, Kim menunjukkan tekad serius untuk melakukan denuklirisasi.
Diwartakan Daily Mirror Minggu (24/2/2019), Andrew Kim memimpin Pusat Misi Korea pada April 2017 sebelum pensiun dari CIA.
Pada 2018 lalu, dia mendampingi Menteri Luar Negeri Mike Pompeo yang kala itu masih berstatus Direktur CIA berkunjung ke Pyongyang.
Pejabat dengan nama Korea Kim Sung-hyun itu membeberkan alasan utama Kim bersedia untuk melucuti program senjata nuklir miliknya.
"Saya adalah seorang suami dan ayah. Saya punya anak-anak. Saya tak ingin mereka menanggung beban senjata nuklir di masa depan," ujar Kim ditirukan Andrew.
Dalam pertemuan di Singapura, Kim serta Trump berkomitmen memulihkan perdamaian dan melaksanakan denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Namun selepas pertemuan, hanya secuil perkembangan yang terjadi buntut masing-masing pihak bersikeras menyatakan definisi "denuklirisasi".
Pertemuan di Hanoi bakal dofokuskan kepada prosedur apa yang bakal diambil Korut untuk melaksanakan denuklirisasi sebagai ganti konsesi AS.
Andrew memaparkan Kim menunjukkan tekad kuat untuk meningkatkan relasi dengan Washington demi mengakhiri program senjata nuklir.
Baca juga: Kim Jong Un Bakal Dikawal 100 Bodyguard selama Pertemuan di Vietnam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.