Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Unik Polio dan Penemu Vaksinnya, Tak Peduli Paten hingga Uji Coba Anak Sendiri

Kompas.com - 23/02/2019, 14:04 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Sumber History

KOMPAS.com - Penyakit polio menyasar pada anak-anak, namun bisa juga menyerang orang dewasa. Penyakit ini berdampak kematian, sehingga polio menjadi momok bagi orang-orang.

Ketika Jonas Salk dan timnya berhasil menemukan vaksin polio, penemuan ini menjadikan banyak tak lagi cemas terhadap polio. Vaksin polio yang dikembangkan Salk mampu mengurangi jumlah penderita polio tak lama setelah vaksinnya diuji coba.

Tak heran, tanggal lahir Jonas Salk dijadikan sebagai Hari Polio Sedunia. Berikut adalah fakta menarik mengenai Jonas Salk dan vaksin polio:

1. Ditakuti, bukan paling mematikan

Banyak media-media yang menggambarkan dampak polio yang menakutkan. Bahkan pada periode puncaknya, 1940-1950, penyakit ini banyak menyerang anak-anak.

Namun, saat itu diketahui bahwa banyak yang lebih mematikan ketimbang polio. Dibandingkan yang meninggal karena polio, ada 10 kali lipat anak meninggal dalam kecelakaan dan tiga kali lebih banyak meninggal karena kanker.

Polio menjadikan sumber ketakutan karena menyerang tanpa peringatan. Para peneliti juga tidak tahu pasti bagaimana penyakit itu menyebar.

Setelah Perang Dunia II, jajak pendapat juga menemukan bahwa yang lebih ditakuti orang Amerika Serikat selain polio hanya perang nuklir.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Vaksin Polio Pertama Diberikan ke Anak-anak

2. Cara yang berbeda

Sebagian besar ilmuwan percaya bahwa vaksin yang efektif hanya dapat dikembangkan dengan virus hidup.

Namun, Jonas Salk mengembangkan vaksin "virus terbunuh" dengan menumbuhkan sampel virus, kemudian menonaktifkannya dengan menambahkan formaldehida (formalin) sehingga mereka tidak bisa lagi bereproduksi.

Dengan menyuntikkan strain jinak ke dalam aliran darah, vaksin bisa menipu sistem kekebalan tubuh menjadi pembuatan antibodi pelindung tanpa perlu memasukkan bentuk virus yang lemah ke pasien yang sehat.

Banyak ilmuwan lain yang menggunakan virus hidup dalam pengembangan vaksin ini, namun tak mengalami keberhasilan.

3. Salk menguji vaksin pada keluarganya

Jonas SalkThe New York Times Jonas Salk

Setelah berhasil menyuntik vaksin pada ribuan monyet, Salk memulai langkah berisiko menguji vaksin pada manusia pada 1952.

Selain memberikan vaksin kepada anak-anak di dua lembaga di Pittsburgh, Salk menyuntikkan dirinya sendiri, istri, dan ketiga putranya di rumahnya.

Salk mengumumkan keberhasilan tes manusia pada periode awal kepada audiens radio nasional pada 26 Maret 1953.

Halaman:
Sumber History
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com