Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zambia Akan Memulai Perburuan Resmi Kuda Nil pada Mei 2019

Kompas.com - 22/02/2019, 13:17 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN

LUSAKA, KOMPAS.com - Pemerintah Zambia mengatur perburuan kuda nil yang secara resmi akan dimulai pada Mei 2019. Sebuah langkah yang dikritik oleh kelompok hak asasi hewan.

Diwartakan CNN, Kamis (21/2/2019), secara total pemerintah menargetkan kuota perburuan sebanyak 2.000 ekor kuda nil selama lima tahun.

Perburuan dijadwalkan akan berlangsung di lembang Sungai Luangwa di provinsi timur Zambia.

Baca juga: Kuda Nil di Kebun Binatang di China Telan Plastik Berisi Popcorn

Rencana yang pernah ditangguhkan pada 2016 itu memicu protes termasuk dari organisasi berbasis di Inggris, Born Free.

Kelompok itu meminta Presiden Zambia Edgar Lungu untuk segera menghentikannya secara permanen.

Mereka mengklaim, Kementerian Margasatwa negara itu belum memberikan bukti ilmiah soal kelebihan populasi kuda nil dan level air yang terlalu rendah.

Kementerian pariwisata juga gagal memberikan data yang menunjukkan, perburuan sebelumnya telah membantu mengurangi populasi kuda nil di wilayah tersebut.

"Bukti ilmiah, perburuan kuda nil merangsang pembiakan dan akhirnya meningkatkan populasi, berpotensi membentuk lingkaran setan kematian dan kehancuran," tulis Born Free dalam situsnya.

Kuda nil dikategorikan sebagai hewan yang rentan dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Sementara, tren populasi hewan tersebut cukup stabil.

IUCN memperkirakan populasi global kuda nil antara 115.000-130.000 ekor. Konservasi terhadap mereka harus menjadi prioritas di negara-negara, yang menjadi tempat tinggal mereka.

Baca juga: Kuda Nil Tertua di Penangkaran Mati di Usia 59 Tahun

Kuda nil semakin diburu oleh pemburu liar untuk diambil gigi taring panjang, kemudian diekspor dari negara-negara di Afrika ke Hong Kong dan Amerika Serikat.

Ancaman lain terhadap kelangsungan hidup mereka termasuk hilangnya habitat, deforestasi dan polusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com