Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2019, 21:42 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Geronimo atau Gooyale (berarti orang yang menguap) merupakan pemimpin sekaligus dukun dari kelompok Bedonkohe, Suku Apache.

Dia dikenal karena memimpin pengikutnya dalam mempertahankan wilayah mereka melawan kampanye militer Meksiko dan Amerika Serikat (AS) di Negara Bagian Chihuahua serta Sonora.

Di masa tuanya, Geronimo menjadi selebriti. Namun, dia meninggal dalam keadaan sebagai tahanan perang dan tak diizinkan kembali ke kampung halamannya.

Baca juga: Remaja Bertopi MAGA Ini Bantah Mengejek Pria dari Suku Indian

Namanya menjadi terkenal, dan digunakan antara lain Resimen Infantri Parasut ke-51 AS, serta teriakan "Geronimo" untuk mengusir rasa takut.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan biografi dari pria yang disebut sebagai pejuang terakhir Suku Apache tersebut.

1. Masa Kecil
Geronimo diyakini lahir pada Juni 1829 di Arizpe, Sonora, dekat anak sungai Turkey, lokasi yang kini masuk ke dalam bagian Meksiko.

Kakeknya, Mahko, merupakan kepala kelompok Bedonkohe Apache. Sejak kecil, Geronimo dibesarkan berdasarkan tata cara dan nilai-nilai Apache.

Dia merupakan anggota dari kelompok terkecil. Dengan jumlah 8.000 orang, Apache tidak hanya menerima ancaman dari AS maupun Meksiko. Namun juga suku Navajo dan Comanches.

Setelah ayahnya meninggal, ibunya membawa Geronimo untuk hidup bersama kelompok Tchihende, dan pada umur 17 tahun, dia menikah dengan perempuan bernama Alope.

Pada 5 Maret 1858, 400 tentara Meksiko di bawah pimpinan Kolonel Jose Maria Carrasco menyerang kamp Geronimo ekat Janos (Kas-ki-yeh) di saat dia tengah berdagang.

Serangan itu membunuh istri, tiga anak, serta ibunya. Kehilangan keluarganya membuat Geronimo sangat membenci orang Meksiko hingga akhir hayatnya.

Bersama pengikutnya, Geronimo sering menyerang dan membunuh setiap orang Meksiko yang mereka temui. Jika ada upaya perdamaian, dia selalu mengingat insiden pedih itu.

Kepala Tchihende Mangas Coloradas segera mengirim Geronimo ke kelompok menantunya, Cochise, untuk membantunya balas dendam terhadap Meksiko.

Nama Geronimo pun muncul karena di tengah desingan peluru saat pertempuran, dia tetap menerjang dan menyerang pasukan Meksiko menggunakan pisau.

Baca juga: Pria dari Suku Indian Ini Diejek Remaja Bertopi Jargon Trump

2. Kampanye Geronimo
Serangan Apache terhadap Meksiko terjadi padas akhir abad 17. Antara 1820-1835, sebanyak 5.000 orang Meksiko tewas di tangan Apache.

Setelah pembantaian di Kas-ki-yeh, Geronimo mengumpulkan 200 orang dan mulai memburu pasukan Carrasco yang telah membunuh keluarganya.

Perburuan itu memakan waktu 10 tahun di mana selama masa itu, kebencian Geronimo terhadap pemerintah Meksiko terus mengalir.

Pada awal 1850-an, musuh yang harus dihadapi Geronimo berubah menyusul mulai berakhirnya Perang Amerika-Meksiko di 1848.

Washington mengambil alih teritori Meksiko, termasuk area yang dikuasai Apache. Wilayah mereka mulai terancam dengan kedatangan penambang serta warga As.

Pasalnya di kawasan Southwest ditemukan tambang emas. Apache melancarkan serangan dengan termasuk penyergapan brutal kereta kuda migran.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Sacagawea, Wanita Indian di Ekspedisi AS

Cochise yang kemudian menjadi mertua Geronimo menuai kekecewaan setelah menyerukan penghentian serangan, dan sepakat membuat syarat untuk melindungi milik Apache.

Tetapi, perjanjian itu hanya berlangsung beberapa tahun di mana setelah Cochise, meninggal, pemerintah federal mengingkari janjinya.

Pemerintah AS memindahkan Chiricahua ke utara sehingga warga asing bisa mendiami tanah mereka yang dahulu. Keputusan itu membuat marah Geronimo.

Dia memberikan perlawanan dan dikenal karena agresivitasnya. Namun, militer AS berhasil menangkapnya pada 1877, dan dia dibawa ke reservasi Apache San Carlo.

Selama empat tahun, Geronimo berjuang menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya sebelum meloloskan diri pada September 1881.

Sekali lagi, dia memimpin sekelompok kecil Chiricahua melawan AS. Selama lima tahun, mereka berjuang dalam momen yang disebut-sebut perang Indian terakhir dengan AS.

Persepsi orang tentang Geronimo nyaris serumit orangnya. Bagi pendukungnya. Dia dianggap sebagai pembela cara hidup suku asli Amerika.

Namun bagi Apache lainnya, Geronimo dipandang sebagai pria keras kepala yang hanya didorong nafsu membalas dendam dan membahayakan nyawa orang lain.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Pocahontas, Pendamai Suku Indian dengan Inggris

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com