Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Diduga Abaikan Laporan Intelijen AS dan Lebih Percaya Putin

Kompas.com - 18/02/2019, 13:45 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diyakini tak mengindahkan laporan yang diberikan oleh badan intelijen soal ancaman dari Korea Utara (Korut).

Pengakuan blak-blakan itu muncul dari mantan acting Direktur Badan Penyelidik Federal (FBI) Andrew McCabe saat muncul dalam program 60 Minutes.

Dia menjabat sebagai acting direktur selama 9 Mei hingga Agustus 2017 setelah Trump memecat James Comey pada hari yang sama.

Baca juga: Beredar Isu Trump Bakal Dilengserkan dengan Amendemen 25

Dikutip AP via The Guardian Senin (18/2/2019), McCabe mengungkapkan komentar itu muncul ketika tengah terjadi diskusi tentang kapabilitas senjata Korut.

Adapun McCabe mengaku dia tidak ikut pertemuan tersebut, dan mendengar komentar presiden 72 tahun dari salah satu bawahannya.

McCabe mengungkapkan, awalnya intelijen menyebut soal peluncuran rudal yang dilakukan Korut dan kemampuannya mengenai daratan AS.

Dia mengaku terkejut karena Trump tidak memercayai laporan intelijen karena mendasarkan perkataan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Ditirukan McCabe, Trump saat itu diyakini menuturkan Putin memberitahunya Pyongyang sebenarnya sama sekali tidak mempunyai rudal seperti yang diduga intelijen AS.

Pejabat intelijen kemudian menanggapi pernyataan Putin tidak sejalan dengan berbagai temuan mereka yang sudah diterima pemerintah.

"Saya tidak peduli. Saya percaya dengan Putin," tutur McCabe yang menambahkan dia begitu terkejut ketika mendengar komentar itu.

"Dihadapkan pada ketidakpercayaan mutlak, dan keengganan untuk mempelajari keadaan sebenarnya yang harus dia tangani sangat mengejutkan," terang McCabe.

Trump sempat menanggapi dengan marah melalui kicauan di Twitter ketika sebagian episode itu ditayangkan pada pekan lalu.

Trump menulis McCabe bertindak seolah-olah sebagai "malaikat", dan menuduhnya sebagai bagian besar dari penyelidikan Rusia yang disebutnya "hoaks".

McCabe menjelaskan FBI punya alasan kuat mengapa membuka penyelidikan kontra-intelijen untuk mengungkap adakah hubungan antara Trump dan Rusia.

Lebih lanjut, McCabe meyakini pencopotannya dari FBI pada Maret 2018 oleh mantan Jaksa Agung Jeff Sessions bermuatan politis.

Sessions memecat McCabe sebelum dia resmi pensiun pada 18 Maret karena dianggap membocorkan informasi tanpa otoritasi.

"Saya percaya saya dipecat karena membuka kasus yang menentang Presiden Amerika Serikat," tutup pria berusia 50 tahun itu.

Baca juga: Trump Sebut Penyelidikan FBI Terhadap Dirinya Tanpa Bukti dan Alasan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com