Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Tiga Anak, Rekening Bank Milik Orangtua di China Dibekukan

Kompas.com - 13/02/2019, 21:16 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber SCMP

BEIJING, KOMPAS.com - Kebijakan keluarga berencana di China menuai kritik usai rekening bank milik pasangan yang memiliki tiga anak telah dibekukan.

South China Morning Post pada Rabu (13/2/2019) mengabarkan, tindakan itu diambil setelah mereka tidak membayar denda karena telah punya anak ketiga.

Pasangan tersebut diidentifikasi berasal dari provinsi Shandong. Keduanya gagal untuk membayar "biaya pemeliharaan sosial" tepat pada waktunya.

Pengadilan setempat pada Minggu lalu menyebutkan, denda yang harus dibayar orangtua itu sebesar 64.626 yuan atau sekitar Rp 134,3 juta.

Baca juga: Meski Kebijakan Satu Anak Dihapus, Kelahiran di China pada 2018 Terendah

Akibat tidak membayar biaya itu, rekening bank dengan saldo senilai 22.987 yuan atau Rp 47,7 juta dibekukan oleh otoritas.

Data yang dirilis kantor berita Xinhua menunjukkan, provinsi Shandong memiliki tingkat kelahiran terbanyak secara nasional pada 2017.

Namun, jumlahnya menjadi turun drastis pada 2018. Biro Statisik China mencatat, kelahiran bayi di provinsi itu turun menjadi 15,23 juta dari tahun sebelumnya 17,23 juta.

"Saya rasa China akan segera membatalkan kebijakan dua anak dan pasangan bisa punya anak sebanyak yang mereka mau," kata Jiang Quanbao, profesor di Universitas Xi'an Jiaotong.

Seperti diketahui, China sebelumnya memiliki kebijakan keluarga berencana satu anak yang dikenalkan pada 1980.

Selanjutkan, pemerintah melonggarkan kebijakan tersebut menjadi dua anak pada 2016, menyusul kekhawatiran soal jumlah warga lanjut usia dan tenaga kerja yang menyusut.

Kebijakan terbaru belum mampu meningkatkan jumlah penduduk, di mana jumlah kelahrian pada tahun lalu tercatat menurun 2 juta jiwa secara year-on-year.

Sejumlah warganet tampak bingung dengan tindakan pemerintah lokal, sementara yang lain menyampaikan simpati kepada keluarga itu.

"Apakah negara ini bergurau? Menekan orang yang tidak ingin melahirkan untuk melahirkan, tapi menghukum orang yang justru ingin melahirkan," tulis seorang netizen di Weibo.

Baca juga: Warga Uighur Minta Bukti Hidup Keluarga Mereka yang Ditahan Pemerintah China

"Mengambil semua uang dari sebuah keluarga, apa Anda ingin mereka semua mati? Bagaimana dengan melindungi hak seorang bayi," tulis yang lain.

Terus anjloknya jumlah kelahiran telah meningkatkan kekhawatiran akan populasi yang menua dan pengaruhnya terhadap perekonomian.

Di sisi lain, Pemerintah China memperkirakan jumlah penduduk akan memuncak pada 2029 sebanyak 1,44 miliar. Kemudian, populasi akan mulai menurun pada tahun setelah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com