Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemburu Bayar Rp 1,5 Miliar untuk Izin Berburu Kambing Gunung Langka di Pakistan

Kompas.com - 13/02/2019, 13:36 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Sebuah foto pemburu dengan seekor kambing gunung langka yang dimuat surat kabar Pakistan memicu perdebatan.

Dalam foto tersebut, seorang pria pemburu asal AS, Bryan Kinsel Harlan berfoto dengan kambing gunung, Astore markhor, langka yang telah mati.

Pada bagian keterangan foto tertulis, pemburu Amerika itu telah membayar 110.000 dollar AS (sekitar Rp 1,5 miliar) untuk izin berburu hewan langka tersebut dalam ekspedisi ke Gilgit-Baltistan, di Himalaya utara, Pakistan.

Dikutip surat kabar tersebut, Harlan menyebut perburuan hewan eksotis itu cukup mudah.

"Itu adalah tembakan yang mudah. Saya sangat senang mendapatkan trofi (hasil buruan) ini," ujar dia.

Baca juga: Pasangan di China Didenda Rp 20 Juta karena Masak Spesies Ikan Langka

Kambing gunung Astore markhor, yang memiliki tanduk spiral besar hingga 1,5 meter, telah dijadikan hewan nasional Pakistan.

Cerita perburuan kambing gunung langka itu langsung memicu ekspresi kesedihan dan kemarahan dari para pengguna media sosial di Pakistan.

Beberapa komentar mempertanyakan alasan tidak adanya larangan perburuan markhor, dan lainnya menyarankan agar turis asing cukup berfoto dengan hewan itu dan bukan justru menembaknya.

Menurut pejabat Pakistan dan kelompok konservasi praktik perburuan berizin dengan membayar sejumlah besar uang itu justru telah membantu dalam menyelamatkan spesies langka dan terancam punah.

Diberitakan The Washington Post, yang dikutip SCMP, selama beberapa dekade, populasi kambing gunung markhor, yang merupakan hewan asli pegunungan Himalaya di Pakistan, India, dan Afghanistan, telah terus berkurang akibat perburuan liar untuk diambil daging dan tanduk, juga pembukaan lahan dan penebangan hutan.

Pada 2011, kambing gunung markhor ini hanya tersisa sebanyak 2.500 ekor. Pejabat daerah dan pelestari lingkungan mulai mengambil tindakan penyelamatan pada beberapa tahun lalu.

Pemerintah India kemudian menunjuk lima kawasan lindung untuk kambing markhor di perbatasan pegunungan Jammu dan Kashmir.

Sementara Pakistan melarang seluruh perburuan lokal dan mulai memberi izin untuk perburuan terbatas bagi pemburu asing di kawasan konservasi di Gilgit dan tempat lainnya.

Izin perburuan diberikan kepada pemburu yang membayar sejumlah biaya, dan kambing yang bisa diburu dibatasi hanya 12 ekor jantan per musim.

Dana yang terkumpul dari perburuan berizin ini, sebagian besar disalurkan kepada penduduk miskin yang hidup terisolasi di kawasan pegunungan habitat kambing. Mereka bertugas sebagai pemandu sekaligus tuan rumah untuk para pemburu asing yang datang.

Baca juga: Ular Berbisa Langka Berkepala Dua Ditemukan di AS

Upaya konservasi dengan pembatasan perburuan itu telah berhasil meningkatkan populasi markhor, hingga pada 2015, statusnya diubah dari "terancam punah" menjadi "hampir terancam".

Menurut laman situs Green Global Travel, bertambahnya populasi markhor telah menjadi salah satu kisah keberhasilan konservasi namun sedikit yang mengetahuinya.

"Ini bukan sekadar tentang berburu. Jumlah hewan meningkat dan para pemburu asing ini adalah jutawan yang kembali dan akan memberi tahu dunia bahwa Pakistan aman," kata Tabarak Ullah, pemburu profesional dari Gilgit, Pakistan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com