Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halangi Proyek Filipina di Laut China Selatan, Beijing Disebut Kirim 95 Kapal

Kompas.com - 08/02/2019, 17:11 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber SCMP

WASHINGTON, KOMPAS.com - China dituduh telah mengirimkan hingga hampir 100 kapalnya untuk menghambat proyek konstruksi yang sedang dikerjakan Filipina di sebuah pulau yang disengketakan di Laut China Selatan.

Disampaikan Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) yang dijalankan Pusat Studi Strategis dan Internasional, dalam laporannya, menyebut Beijing telah mulai mengirimkan kapal-kapalnya ke Thitu, bagian dari kepulauan Spratly yang disengketakan di Laut China Selatan.

Armada kapal China itu dikirim dari Subi Reef dan meliputi kapal dari angkatan laut, penjaga pantai, dan puluhan kapal penangkap ikan.

Laporan AMTI yang dikutip SCMP, Jumat (8/2/2019) itu menyebut kehadiran kapal-kapal China tersebut dimaksudkan untuk memaksa Filipina menghentikan proyek pembangunan di Pulau Thitu, yang juga diklaim Beijing.

Baca juga: Empat Kapal Induk China Disebut Bakal Bertenaga Nuklir demi Imbangi AS

Sebuah foto satelit yang dirilis AMTI menunjukkan adanya kapal fregat kelas Jiangshu V milik angkatan laut dan kapal penjaga pantai kelas Zhaoduan terlihat melintas di dekat Thitu pada 20 Desember 2018 lalu.

Saat itu dilaporkan jumlah kapal China di wilayah Laut China Selatan mencapai jumlah terbanyak, yakni 95 kapal.

Laporan tersebut juga menyebut kapal perang China terdeteksi berada sekitar 12 kilometer dari sebuah kapal fregat milik angkatan laut Filipina, BRP Ramon Alcaraz.

Proyek Filipina di Laut China Selatan

Pemerintah Filipina mengumumkan pada April 2017 bahwa mereka akan memulai proyek pembangunan jalan landai di Thitu, atau yang dikenal dengan Pagasa oleh Filipina dan pulau Zhongye oleh China.

"Setelah selesai, jalan landai tersebut akan memungkinkan kapal-kapal Filipina membawa bahan-bahan konstruksi untuk memperbaiki dan memperpanjang landasan pacu di pulau itu untuk mengakomodasi pesawat yang lebih besar," tulis laporan AMTI.

Proyek pekerjaan jalan landai di Thitu seharusnya telah rampung pada akhir tahun lalu, namun pejabat Filipina mengatakan penundaan disebabkan cuaca buruk.

Tetapi AMTI menyebut aktivitas kapal China juga turut berkontribusi dalam keterlambatan tersebut.

Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana mengatakan kepada Philippine Daily Inquirer, Senin (4/2/2019), proyek pekerjaan jalan di Thitu diperkirakan selesai pada kuartal pertama tahun ini.

"Masalah dengan Pagasa adalah Anda harus membawa semua yang Anda butuhkan untuk perbaikannya, mulai dari batang baja, pasir, kerikil, hingga alat berat," kata Lorenzana.

"Dibutuhkan jalan darat untuk membawa material ini. Saya yakin proyek itu seharusnya selesai pada kuartal pertama tahun ini," tambahnya.

Mengutip foto satelit, AMTI mengatakan, jumlah kapal China di Laut China Selatan meningkat hingga 24 kapal pada 3 Desember 2018, sebelum proyek pembangunan Filipina dimulai.

Baca juga: China: Jika Militer AS Sangat Kuat, Mengapa Harus Takut kepada Kami?

Jumlah kapal China tersebut bertambah hingga 95 unit pada 25 Desember 2018. Namun kembali menurun menjadi 42 kapal pada 26 Januari 2019 lalu.

Lorenzana mengatakan, pada November lalu, duta besar China untuk Filipina sempat mendesak Manila untuk membatalkan pekerjaan yang direncanakan di Thitu.

"Penurunan jumlah kapal China menunjukkan bahwa Beijing telah beralih pada pola pemantauan dan intimidasi setelah pengerahan besar awal mereka gagal meyakinkan Manila untuk menghentikan pembangunan," kata AMTI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com