Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Bantuan Kemanusiaan, Presiden Venezuela: Kami Bukan Pengemis

Kompas.com - 07/02/2019, 11:50 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP,Newsweek

CARACAS, KOMPAS.com - Militer Venezuela membuat barikade pada sebuah jembatan perbatasan dengan Kolombia untuk mencegah masuknya bantuan kemanusiaan.

Jembatan Internasional Tienditas diberi penghalang oleh Garda Nasional Venezuela dengan satu kontainer berwarna oranye, dua kontainer berwarna biru, dan pagar darurat di dekat kota perbatasan Cucuta di Kolombia.

Jembatan itu merupakan lokasi yang sama dari rencana pemimpin oposisi Juan Guaido yang menyerukan masuknya bantuan kemanusiaan.

Baca juga: Maduro Samakan Trump sebagai Ketua Geng Ku Klux Klan

Laporan AFP menyebutkan, Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang didukung Rusia, China, Turki, Kuba, dan Iran, juga menolak segala bantuan kemanusiaan yang dikirim melalui kapal.

Dia menilai, langkah tersebut hanya akan membuka jalan bagi invasi militer Amerika Serikat.

Pada Rabu (6/2/2019), dia menampik kebutuhan bantuan dengan menyebutnya sebagai pertunjukkan politik.

"Imperialisme tidak menolong siapa pun di dunia," katanya.

"Kami bukan pengemis," ucapnya, seperti dikutip dari Newsweek.

Pasukan militer Venezeula memblokir Jembatan Tienditas, di perbatasan antara Cucuta di  Kolombia dan Tachira di Venezuela, dengan kontainer pada Rabu (6/2/2019). (AFP/EDINSON ESTUPINAN) Pasukan militer Venezeula memblokir Jembatan Tienditas, di perbatasan antara Cucuta di Kolombia dan Tachira di Venezuela, dengan kontainer pada Rabu (6/2/2019). (AFP/EDINSON ESTUPINAN)
Dia berulang kali menuding AS berusaha untuk menggulingkan pemerintahannya.

Maduro bahkan berupaya mengumpulkan 10 juta tanda tangan untuk melawan "aksi intervensi Trump".

Pemerintahan Trump menguncurkan bantuan kemanusiaan senilai 20 juta dollar AS atau sekitar Rp 279,6 miliar.

"Rezim Maduro harus membiarkan bantuan sampai ke orang-orang yang kelaparan," kicau Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Pada Senin lalu, Maduro mengaku telah mengirim surat kepada Paus Fransiskus untuk mencari bantuan dalam menengahi krisis di negaranya.

Namun Paus Fransiskus menyatakan, masih membutuhkan persetujuan dari pemerintah dan oposisi Venezuela.

Sebelumnya, Guaido mengklaim ada lebih dari 300.000 orang yang terancam nyawanya jika bantuan tidak masuk ke Venezuela, menyusul krisis ekonomi dan kurangnya suplai kebutuhan pangan pokok dan obat-obatan.

Baca juga: Susul AS, Spanyol dan Inggris Akui Guaido sebagai Pemimpin Venezuela

Ketegangan terus menyelimuti krisis di Venezuela selama tiga pekan terakhir sejak Guaido mengukuhkan diri sebagai presiden sementara.

Dia menyerukan pemulihan demokrasi baru dengan menggulingkan Maduro dan menggelar pemilu.

AS, Kanada, mayoritas negara Amerika Latin dan Eropa mengakui Guaido sebagai presiden sementara negeri itu. Meski demikian, Kepala Majelis Nasional Venezuela itu belum mendapat dukungan dari Italia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP,Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com