Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/02/2019, 12:16 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Ratu Elizabeth II akan dievakuasi dari London jika timbul kericuhan yang dipicu oleh Brexit tanpa kesepakatan.

Demikian laporan dari The Sunday Times, Minggu (3/2/2019), yang menyebutkan semua anggota senior keluarga kerajaan juga bakal diungsikan.

Rencana untuk menyelamatkan keluarga kerajaan ini kembali diberlakukan dalam beberapa pekan terakhir.

Pasalnya, ada peningkatan kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan sebelum batas waktu pada bulan depan.

Baca juga: Brexit, Airbus Ancam Pindahkan Pabrik Sayap Pesawat dari Inggris

Rencana evakuasi semacam itu sebelumnya pernah diterapkan pada era Perang Dingin, yakni apabila terjadi serangan nuklir dari Uni Soviet, Ratu dan suaminya akan dipindahkan ke lokasi rahasia.

"Rencana evakuasi darurat ini ada sejak Perang Dingin, namun sekarang dirancang ulang jika terjadi kekacauan setelah Brexit tanpa kesepakatan," kata seorang sumber di kabinet pemerintahan.

Meski masalah Brexit belum menemui titik temu, muncul perhatian baru terkait dengan rencana evakuasi yang dirancang untuk ratu pada era Perang Dingin tersebut.

Kekhawatiran dengan serangan nuklir Soviet kala itu membuat keluarga kerajaan akan dievakuasi dengan menggunakan kapal pesiar.

Rencananya, kapal tersebut akan berlayar menuju pulau-pulau Skotlandia bagian utara. Opsi lainnya adalah mengungsikan keluarga kerajaan ke satu atau lebih rumah di pedesaan.

Batas waktu

Seperti diketahui, 29 Maret 2019 merupakan batas waktu bagi Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa.

Meski demikian, kalangan politisi Inggris masih kesulitan untuk mencapaik sebuah kesepakatan untuk mengeksekusi Brexit sebelum tenggat waktu tiba.

Laporan dari Newsweek menyebutkan, pada 15 Januari lalu, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengalami kekalahan terbesar bagi pemerintah dalam sejarah modern negara tersebut.

Kesepakatan yang dirumuskan dengan menghabiskan waktu lebih dua tahun dengan Uni Eropa justru ditolak.

Politico mewartakan, Ratu Elizabeth II lebih memilih untuk menghindari debat sengit terkait Brexit, tapi stri Pangeran Philip ini telah menyerukan kepada warga Inggris untuk bersatu.

Kerajaan memang diharuskan netral secara politik dan tidak secara terbuka mengomentari masalah tersebut.

Baca juga: Rupiah Pekan Depan: Faktor Brexit Jadi Penentu

Namun, pidato sang ratu untuk memperingati 100 tahun lembaga Women's Institute dianggap sebagai upaya terselubung untuk meredakan ketegangan yang membara di Inggris.

"Penekanan berkelanjutan pada kesabaran, persahabatan, fokus komunitas yang kuat dan mempertimbangkan kebutuhan orang lain sama pentingnya," ucapnya.

Di sisi lain, pemimpin pro-Brexit Jacob Rees-Mogg justru menyerukan intervensi kerajaan, yang mendesak ratu untuk menangguhkan parlemen guna menghentikan upaya menunda Brexit.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com