Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Laut Dalam Tertangkap Nelayan, Warga Jepang Khawatirkan Tsunami

Kompas.com - 02/02/2019, 18:51 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Media sosial di Jepang digemparkan oleh penemuan sejumlah ikan yang hidup di laut dalam. Bagi sebagian orang hal ini dikaitkan dengan kemungkinan adanya bencana alam.

Pada Senin (29/1/2019), seekor oarfish, ikan bertubuh pipih dengan panjang sekitar empat meter, ditemukan di jaring nelayan di pelabuhan Imizu, prefektur Toyama.

Ikan itu sudah mati saat ditemukan tetapi tetapdibawa ke Uozu Aquariam tak jauh dari Imizu untuk dipelajari.

Baca juga: Efek Samping Kebanyakan Makan Ikan Laut Dalam

Sementara itu, dua lagi ikan dengan tubuh mirip ular itu ditemukan di Teluk Toyama sembilan hari sebelumnya.

Spesies ikan itu, yang dicirikan dengan tubuh panjang berwarna perak dan sirip merah, biasanya hidup di laut dalam dan jarang terlihat di permukaan.

Legenda setempat menyebut, jika ikan ini terlihat di perairan yang dangkal maka tak lama lagi bencana alam akan datang.

Di masa lalu, ikan yang dalam bahasa Jepang disebut ryugu atau tsukai yang artinya pembawa pesan dari istana raja naga, dianggap sebagai pertanda datangnya bencana.

Berdasarkan pengetahuan umum, ikan ini berenang ke permukaan dan menuju ke pantai menjelang terjadinya gempa bumi.

Hal itu sejalan dengan teori ilmiah bahwa ikan-ikan yang hidup di laut dalam kemungkinan bisa merasakan  pertanda gempa bumi dan bersikap tak wajar sebelum gempa terjadi.

Hiroyuki Motomura, guru besar ilmu perikanan di Universitas Kagoshima, memiliki penjelasan terkait penemuan oarfish di prefektur Toyama.

"Saya memilikki 20 spesimen ikan ini jadi ini bukan ikan yang teramat langka. Saya yakin ikan ini naik ke permukaan saat kondisi fisik mereka buruk," ujar Hiroyuki.

"Mereka naik ke permukaan yang berarus kencang, sehingga mereka lebih sering ditemukan dalam kondisi mati," tambah dia.

Dia melanjutkan, ikan ini dikaitkan dengan aktivitas seismik sudah muncul sejak bertahun-tahun lalu.

"Namun, tak ada bukti ilmiah tentang kaitan ini sehingga warga tak perlu khawatir," dia menegaskan.

Profesor Shigeo Aramaki, pakar gempa dari Universitas Tokyo, menepis ketakutan para netizen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com