Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Trump Butuh "Global Warming" saat Musim Dingin Landa AS

Kompas.com - 30/01/2019, 10:01 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump selama ini menganggap pemanasan global sebagai "tipuan" yang dibuat oleh China.

Hal itu membuatnya untuk mengambil keputusan AS keluar dari Perjanjian Paris soal iklim.

Pada Senin (29/1/2019) malam, Trump mengulangi lelucon yang sering dia lakukan selama berlangsungnya musim dingin, yang kini mencapai rekor tertinggi di Midwest.

Baca juga: Trump Pertimbangkan Opsi Militer ke Venezuela untuk Gulingkan Maduro

"Di Midwest yang indah, suhu angin dingin mencapai minus 60 derajat, suhu terdingin yang pernah tercatat," kicaunya di Twitter.

"Dalam beberapa hari mendatang diperkirakan akan semakin dingin. Masyarakat tidak dapat bertahan di luar, bahkan haya untuk beberapa menit," lanjutnya.

"Apa yang terjadi dengan Global Waming? Tolong cepat kembali, kami membutuhkanmu," imbuhnya.

Trump sedikit typo dalam mengetik Global Warming dalam pernyataanya di Twitter itu.

Melansir dari RT, kicauan pria berusia 72 tahun itu langsung diserbu oleh para kritikus yang menganggapnya tidak mengetahui perbedaan antara iklim dan cuaca.

Sebagai informasi, pemanasan global merupakan istilah digunakan untuk merujuk pada kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia secara bertahap.

Baca juga: Selama Shutdown, Karyawan Klub Golf Milik Trump Mendadak Dipecat

Menurut ilmuwan, pemanasan global dikaitkan dengan faktor-faktor yang dihasilkan manusia seperti emisi rumah kaca.

Sementara istilah perubahan iklim global kini lebih banyak digunakan untuk menggambarkan fenomena cuaca ekstrem, seperti cuaca terpanas di Australia atau musim dingin ekstrem di AS.

Namun masalah ini justru dipolitisasi di sejumlah negara, termasuk AS, di mana beberapa anggota Partai Republik meragukan perubahan iklim disebabkan oleh manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com