Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Wilhelm II, Kaisar Terakhir Jerman di Perang Dunia I

Kompas.com - 29/01/2019, 23:01 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Wilhelm II atau William II merupakan kaisar terakhir Jerman sekaligus Raja Prussia yang memerintah pada 15 Juni 1888 hingga 9 November 1918.

Wilhelm II mendukung Austria-Hongaria pada Krisis Juli 1914 yang kemudian berpuncak kepada berkecamuknya Perang Dunia I.

Bombastis dan terlalu tergesa-gesa, dia sering membuat pernyataan tak bijaksana tentang topik tertentu tanpa berkonsultasi dengan menterinya.

Baca juga: 25 Desember 1914, Gencatan Senjata Natal Saat Perang Dunia I, Dua Kubu Pesta Bersama

Perilakunya memuncak dalam wawancara dengan harian Telegraph pada 1908 yang membuatnya kehilangan sebagian besar pengaruh.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut merupakan boografi dari Wilhelm II, kaisar yang mendengungkan kebijakan "Arah Baru" di sektor luar negeri itu.

1. Masa Kecil
Wilhelm II lahir dengan nama Friedrich Wilhelm Viktor Albert pada 27 Januari 1859 di Kronprinzenpalais di Berlin.

Dia merupakan putra dari Pangeran Frederick William dari Prussia (kelak menjadi Raja Frederick III) dan Putri Victoria dari Inggris.

Dia adalah cucu tertua Ratu Victoria dari Inggris, dan punya hubungan kekerabatan dengan Tsar Nicholas II dari Rusia, maupun Raja Inggris George V.

Wilhelm disebut mengalami lahir sungsang yang menyebabkan lengan kiri lebih pendek sekitar 15 cm dari lengan sebelah kanan.

Sejumlah sejarawan meyakini bahwa rasa tidak nyaman dengan kondisi fisik yang dialami Wilhelm membuatnya berperilaku aneh.

Sejak kecil, ibunya sudah berusaha memberikan pendidikan liberal kepada Wilhelm dan menanamkan rasa cinta terhadap Inggris.

Sejak usia enam tahun, dia mendapat bimbingan dari guru berumur 39 tahun bernama Georg Hinzpeter yang memberikan banyak pengaruh di kemudian hari.

Saat remaja, Wilhelm menempuh pendidikan di Friedrichgymnasium di Kassel hingga merampungkannya pada Januari 1877.

Setelah Kassel, dia melanjutkan studi selama empat tahun di Universitas Bonn dengan mempelajari hukum serta politik.

Dia menjadi anggota Korps Borussia Bonn yang eksklusif, dan dikenal sebagai siswa yang cerdas namun sering tenggelam dengan sifatnya yang pemarah.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Perang Dunia I Berakhir

2. Menjadi Kaisar Jerman
Pada 9 Maret 1888, sang kakek Wilhelm I wafat dan Frederick kemudian naik takhta. Namun, saat itu dia sudah menderita kanker tenggorokan.

Selama masa pemerintahannya yang hanya berlangsung 99 hari, Frederick III berjuang memulihkan penyakitnya hingga meninggal dunia.

Wilhelm II naik takhta pada 15 Juni 1888 ketika usianya baru menginjak 29 tahun dalam masa yang disebut Zaman Tiga Kaisar tersebut.

Saat kecil, Wilhelm begitu mengidolakan Kanselir Otto von Bismarck yang terkenal dengan kutipan terkenal Blut und Eisen (Darah dan Besi) itu.

Namun ketika berkuasa, karakter Wilhelm yang tidak sabar sering membuatnya mengalami konflik dengan sang Kanselir Besi.

Baca juga: Prajurit AS Ini Tewas 1 Menit Sebelum Perang Dunia I Berakhir

Wilhelm sudah membayangkan Jerman bisa menjadi kekuatan dunia baik di bidang ekonomi, angkatan laut, hingga pendudukan.

Dia menginginkan Jerman melakukan ekspansi secara kuat dan cepat. Sementara Bismarck memilih pendekatan luar negeri secara hati-hati.

"Raja muda ini ingin berperang dengan Rusia, dan siap menghunus pedangnya kapanpun dia mau. Saya tak ingin jadi bagian di dalamnya," kata Bismarck dalam suatu masa.

Perseteruan mereka semakin memanas dengan rutin menginterupsi setiap pendapat Bismarck ketika membahas kebijakan sosial.

Puncaknya adalah pada 1890, koalisi Kartell yang dipimpinnya gagal sebagai mayoritas di Reichstag, dan mengharuskannya mengundurkan diri.

Baca juga: Di Sinilah, Prajurit Persemakmuran Terakhir yang Tewas di Perang Dunia I Dimakamkan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com