Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Taiwan sebagai Negara, McDonald's Minta Maaf ke China

Kompas.com - 23/01/2019, 21:42 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Perusahaan restoran cepat saji McDonald's meminta maaf kepada China terkait dengan iklan terbarunya karena dianggap mendukung kemerdekaan Taiwan.

Dalam iklan yang disiarkan pertama kali di Taiwan pada 6 Januari lalu, nampak data dalam kartu pelajar seorang siswi yang menunjukkan Taiwan sebagai negara.

Diwartakan South China Morning Post, Rabu (23/1/2019), permintaan maaf itu disampaikan setelah pengguna media sosial mengkritik iklan tersebut.

Baca juga: McDonalds Bakal Kurangi Penggunaan Antibiotik pada Daging Sapi

"Kewarganegaraannya seharusnya China. Kenapa itu Taiwan? Sebuah provinsi. Mohon ketahui tempat Anda," tulis warganet di WeChat.

"McDonald's membuat iklan ini dilihat untuk 1,3 miliar warga China, lalu apa artinya ini semua? Apa mereka mendukung kemerdekaan Taiwan?" tulis netizen lain.

Sebagian bahkan menyerukan aksi boikot terhadap jaringan restoran itu.

Atas kecaman dari warganet, manajemen McDonald's memutuskan untuk menyampaikan permohonan maaf melalui Weibo.

Dalam keterangannya, perusahaan mengklaim iklan tersebut disutradarai oleh agensi asal Taiwan. Pariwara tersebut juga telah dicabut dari peredaran.

"Agensi periklanan gagal melakukan pemeriksaan latar belakang yang ketat pada video dan menyebabkan kesalahpahaman. Kami sangat menyesalkan ini terjadi," demikian pernyataan manajemen McDonald's, seperti dikutip dari Daily Mail.

"Kami selalu mendukung kebijakan satu-China dan bertekad untuk terus menegakkan kedaulatan serta integritas teritorial China," imbuhnya.

Laporan Focus Taiwan menunjukkan, McDonald di China dimiliki oleh perusahaan CITIC Capital Holding Ltd dan Carlyle Group melalu kesepakatan akuisisi pada Januari 2017.

Pada Juni 2017, perusahaan jaringan restoran bernama Deyu Co mengendalikan aset McDonald's di Taiwan.

Baca juga: Gara-gara Saus Tomat Kurang, Perempuan AS Cekik Manajer McDonalds

Taiwan dianggap China sebagai provinsi yang memisahkan diri. Pemerintah "Negeri Tirai Bambu" berharap Taiwan bersatu kembali, bahkan jika harus ditempuh dengan tindakan keras.

China berupaya melakukan pendekatan berbagai bidang untuk mengurangi kehadiran Taiwan di panggung internasional dalam beberapa tahun terakhir.

Upaya itu termasuk memblokir Taiwan dari forum global dan merampas jumlah sekutu diplomatik resmi yang semakin menipis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com