Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Materi Pencegahan Kekerasan Seksual di Buku Pelajaran di Malaysia Dikecam

Kompas.com - 17/01/2019, 07:47 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Buku pelajaran tingkat sekolah dasar di Malaysia memicu kecaman dari masyarakat, setelah memuat materi tentang pencegahan kekerasan seksual terhadap anak yang dianggap menyudutkan korban.

Buku pelajaran yang dikeluhkan tersebut digunakan untuk siswa kelas 3 sekolah dasar, atau untuk anak sekitar usia sembilan tahun.

Dalam materi pencegahan kekerasan seksual terhadap anak ditampilkan gambar sederhana yang mengajak anak perempuan untuk menjaga kehormatan organ seksualnya.

Di antaranya dengan berpakaian yang sopan, menutup pintu saat hendak berganti pakaian, dan menghindari tempat sepi saat sedang berjalan sendirian.

Baca juga: Guru di AS Sebarkan Tinja demi Kacaukan Pesta Ulang Tahun Anak 6 Tahun

Kemudian di bagian kedua materi tersebut, ditampilkan gambar akibat jika seorang anak perempuan tak mampu menjaga kehormatan diri dari kekerasan seksual.

Buku itu menggambarkan anak perempuan korban kekerasan seksual akan merasa malu dan emosi terganggu, kemudian dia akan dijatuhi teman-teman, serta membuat malu keluarga.

Materi pencegahan kekerasan seksual terhadap anak itu langsung menuai kritikan dan kecaman dari masyarakat, terutama di dunia maya, setelah gambar bagian buku yang bermasalah itu tersebar di media sosial.

Banyak warganet yang mengecam karena buku tersebut lebih menekankan pada sosok anak perempuan sebagai pihak yang harus menjaga diri dari kekerasan seksual.

Buku tersebut juga terkesan menyudutkan anak korban kekerasan seksual, tanpa melihat pelaku.

Aktivis hak asasi perempuan mengatakan, buku tersebut hanya mengajarkan anak-anak usia dini bahwa perempuan korban kekerasan seksual hanya bisa menyalahkan diri mereka sendiri.

"Kami terkejut," kata Meera Samanther, wakil presiden organisasi hak asasi perempuan, seperti dikutip Channel News Asia, Rabu (16/1/2019).

"Materi pendidikan ini mengajarkan anak-anak perempuan usia sembilan tahun untuk malu akan tubuh mereka, dan mengalihkan kesalahan dari pelaku kepada korban kekerasan seksual," ujarnya.

Baca juga: Pria Ini Koleksi 9 Boneka Seks yang Dianggap seperti Anak Sendiri

Menyusul protes dari masyarakat, Kementerian Pendidikan Malaysia akan mengambil langkah mengubah materi buku tersebut.

Sementara untuk buku yang telah beredar, bagian materi yang dikritik akan ditutup menggunakan stiker.

Ini bukan pertama kalinya pihak berwenang di Malaysia, negara dengan mayoritas penduduk menganut agama Islam, dikritik karena mengambil pendekatan yang buruk untuk masalah gender atau seksualitas.

Pada 2017, Kementerian Kesehatan Malaysia dikritik usai menggelar sayembara dan menawarkan hadiah uang tunai untuk video terbaik yang menjelaskan cara mencegah homoseksualitas.

Kompetisi tersebut dibatalkan dan diubah setelah mendapat protes dan kecaman dari masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com