Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GoFundMe Bakal Kembalikan Donasi Rp 281 Miliar untuk Tembok Perbatasan

Kompas.com - 12/01/2019, 19:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Platform donasi GoFundMe mengumumkan bakal mengembalikan sumbangan yang diberikan bagi pembangunan tembok perbatasan Amerika Serikat (AS).

Sebabnya seperti dilansir CNN Sabtu (12/1/2019), kampanye donasi yang diluncurkan ternyata tidak mencapai target yang ditetapkan.

Kampanye penggalangan dana itu awalnya diluncurkan oleh Brian Kolfage, seorang veteran Angkatan Udara sekaligus motivator pada Desember lalu.

Baca juga: Trump ke Perbatasan AS-Meksiko untuk Yakinkan Pembangunan Tembok

Dia menargetkan donasi itu bisa mengumpulkan dana sebesar 1 miliar dollar AS, sekitar Rp 14 triliun, yang kemudian bakal diserahkan ke Gedung Putih.

Dengan estimasi 64 juta warga AS memilih Donald Trump, mereka seharusnya cukup membayar 80 dollar AS, atau Rp 1,1 juta, sehingga targetnya tercapai.

Namun hingga Jumat (11/1/2019), dana yang terkumpul baru 20 juta dollar, sekitar Rp 281,9 miliar. Bahkan kurang dari 10 persen target yang ditetapkan.

Dalam keterangan resminya, GoFundMe menjelaskan bahwa kampanye itu memang didesain mereka bakal mendapat sesuai target, atau tidak sama sekali.

"Si pembuka donasi dengan jelas menuliskan jika mereka tidak mencapai target, bahkan sekadar mendekati 1 miliar dollar, maka uang pendonor bakal dikembalikan," ulas GoFundMe.

Karena tidak menyentuh donasi, GoFundMe menyatakan uang dari netizen yang menjadi pendonor bakal segera dikembalikan.

Meski begitu, CNN melaporkan laman donasi itu masih bisa diakses pada Sabtu ini dengan pendonor masih bisa melakukan sumbangan.

Terkait fakta itu, GoFundMe menuturkan adalah hak Kolfage untuk menentukan kapan dia bakal segera menutup laman donasinya itu.

Dalam wawancara dengan New York Times, Kolfage berkata melakukan donasi kepada pemerintah harus membutuhkan persetujuan Kongres.

Dia sangsi donasi itu bakal mulus diberikan karena oposisi dari Partai Demokrat yang kini menguasai House of Representatives tidak akan membiarkannya.

Karena itu, dia membuat organisasi non-profit We Build the Wall yang nantinya bakal mendanai sektor swasta untuk membangun tembok di perbatasan Meksiko.

Keamanan perbatasan menjadi salah satu isu utama yang dibawa Trump ketika berkampanye dalam pemilihan presiden tiga tahun silam.

Namun, upayanya untuk mendapatkan dana 5,7 miliar dollar AS, sekitar Rp 803, triliun, mendapatkan penolakan dari Demokrat.

Trump membalasnya dengan menolak menandatangani sebagian pengeluaran negara yang berujung kepada penutupan layanan pemerintahan (shutdown) secara parsial.

Shutdown yang terjadi sejak 22 Desember itu telah memasuki hari ke-22 Sabtu ini, dan menjadikannya shutdown terpanjang dalam sejarah AS.

Baca juga: Shutdown Era Trump Jadi yang Terpanjang dalam Sejarah AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com