Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinyatakan Tak Bersalah Usai Dipenjara 25 Tahun, Pria Ini Dapat Ganti Rugi Rp 9 Miliar

Kompas.com - 08/01/2019, 22:30 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber SCMP

BEIJING, KOMPAS.com - Seorang pria China yang dipenjara selama lebih dari 25 tahun atas kasus pembunuhan yang tidak dilakukannya mendapatkan ganti rugi dari pemerintah sebesar 4,6 juta yuan (sekitar Rp 9,4 miliar).

Jumlah ganti rugi tersebut termasuk kompensasi untuk kerugian psikis sebesar 1,9 juta yuan dan kompensasi untuk hilangnya kebebasan pribadi sebesar 2,5 juta yuan.

Liu Zhonglin, yang kini berusia 50 tahun, menerima pembayaran kompensasi oleh Pengadilan Rakyat Menengah Liaoyuan, pada Senin (7/1/2019).

Liu ditahan saat masih berusia 22 tahun, setelah menemukan jenazah seorang perempuan di lahan pertanian di kampung halamannya, Desa Huimin, Provinsi Jilin.

Baca juga: Dinyatakan Tak Bersalah Usai Dipenjara 25 Tahun, Pria Ini Tuntut Ganti Rugi Rp 37 M

Dia kemudian menjadi tersangka dan dinyatakan bersalah pada 1994. Liu sempat dijatuhi hukuman mati, namun kemudian diubah menjadi penjara seumur hidup.

Yakin dirinya tak bersalah, Liu terus memperjuangkan banding selama 9.217 hari masa penahannya di balik jeruji.

Akhirnya pada tahun 2012, atau setelah 22 tahun kemudian, Pengadilan Tinggi Jilin bersedia memeriksa kembali kasus ini. Namun Liu belum dibebaskan.

Barulah pada Januari 2016, pengadilan memutuskan untuk mengeluarkan Liu dengan pemeriksaan yang masih dilanjutkan.

Dua tahun berselang, yakni pada 20 April 2018, Liu akhirnya dinyatakan tak bersalah atas kasus yang pernah dijatuhkan kepadanya.

Pengadilan menyatakan fakta dan bukti yang ada tidak cukup menunjukkan Liu sebagai pelaku. Namun pelaku pembunuhan yang sebenarnya juga belum ditemukan.

Meskipun kompensasi yang diterimanya jauh dari tuntutan semula, yakni sebesar 16,7 juta yuan atau sekitar Rp 34 miliar, Liu mengaku cukup puas.

"Tapi saya tetap telah kehilangan hari-hari terbaik saya," ujarnya dilansir SCMP, Selasa (8/1/2019).

Disampaikan Zhu Xiaoding, seorang pengacara dari Kantor Hukum Cailiang Beijing, kompensasi negara untuk hukuman yang salah telah memiliki aturan yang jelas.

"Jumlah atas kehilangan kebebasan pribadi yang dibayar untuk setiap hari masa penjara yang dijalani telah ditentukan oleh Mahkamah Tertinggi dan Kejaksaan Agung setiap tahun sesuai dengan anggaran kompensasi tahunan."

"Meskipun selain itu ada sejumlah kompensasi tambahan untuk kerugian psikis atau faktor lainnya," ujarnya.

China merupakan salah satu negara dengan tingkat hukuman tertinggi di dunia, yakni mencapai 99,9 persen pada 2016. Namun tingkat kesalahan hukumannya juga tergolong tinggi.

Baca juga: Didakwa Membunuh, Pria Ini Dinyatakan Tidak Bersalah Usai Dipenjara 23 Tahun

Mahkamah Agung telah menghapus penggunaan tingkat penghukuman sebagai tolok ukur kinerja pengadilan sejak 2014.

Diharapkan penghapusan itu bakal mengurangi terjadinya keputusan pengadilan yang salah maupun penyiksaan untuk pengakuan paksa dari terdakwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com