Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Inggris: Suriah Tidak akan Pernah Damai selama Assad Berkuasa

Kompas.com - 04/01/2019, 11:27 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt memperingatkan bahwa Suriah tidak akan pernah melihat perdamaian selama Presiden Bashar al-Assad berkuasa.

Hunt menambahkan, rezim Assad di Suriah masih akan berlangsung lama karena mendapat dukungan dari Rusia, yang disebutnya telah memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan Assad.

"Saya pikir, kita tidak akan melihat perdamaian abadi di Suriah dengan rezim (Assad) ini," kata Hunt kepada Sky News, Kamis (3/1/2019).

"Tetapi sayangnya, kita melihat dia (rezim Assad) akan tetap ada untuk sementara waktu dan hal itu tak lepas dari dukungan yang didapatnya dari Rusia," tambah Hunt.

"Rusia mungkin berpikir bahwa mereka telah memperoleh pengaruh di Suriah dan hal itu harus kita akui. Namun mereka juga mendapat tanggung jawab dengan terlibat di Suriah maka mereka harus memastikan adanya perdamaian di negara itu," kata Hunt.

Baca juga: AS Ingin Pastikan Turki Tidak Bantai Kaum Kurdi di Suriah

Dalam wawancara tersebut, Hunt juga menyebut Assad dengan julukan sebagai "tukang jagal", yang berkaitan dengan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah terhadap rakyatnya sendiri.

Hunt pun mengatakan, Rusia kini turut bertanggung jawab untuk mengendalikan serangan brutal yang dilakukan rezim Assad terhadap rakyatnya.

"Itu berarti Rusia harus memastikan bahwa Presiden Assad tidak akan menggunakan senjata kimia terhadapa rakyatnya sendiri, apakah itu di wilayah Kurdi atau Idlib, atau tempat lainnya," ujar Hunt.

"Saya bisa memahami mengapa banyak pihak yang ingin menyingkirkan Assad, karena dia adalah seorang tukang jagal, yang siap menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri. Tetapi karena dukungan dari Rusia, dia dapat mengukuhkan posisinya," lanjutnya.

Ditambahkan menteri luar negeri, Inggris telah secara tegas menentang penggunaan senjata kimia. Dia juga mengutip Presiden AS Donald Trump yang dengan tegas tidak mentolerir penggunaan jenis senjata tersebut.

"Harus ada garis merah yang jelas terhadap penggunaan persenjataan kimia," ujar Hunt saat kunjungannya ke Malaysia.

Disinggung mengenai kemungkinan Inggris untuk mengikuti langkah Uni Emirat Arab (UEA) yang telah kembali membuka kedutaan besarnya di Damaskus, Hunt mengatakan hal itu masih jauh dari terjadi.

"Akan ada banyak rakyat Suriah yang kecewa jika itu adalah hasilnya. Tetapi jika memang itu yang dihasilkan, maka akan ada negara-negara yang ingin kembali membangun hubungan diplomatik," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, UEA telah resmi membuka kembali kantor kedutaan besarnya di Damaskus setelah sempat menutupnya pada 2012, usai konflik yang memanas di Suriah.

Baca juga: Ditinggal AS, Kurdi Suriah Minta Bantuan Assad dan Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com