Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beijing Janji Pulihkan Terumbu Karang yang Rusak Akibat Pulau Buatan di Laut China Selatan

Kompas.com - 03/01/2019, 16:11 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber SCMP

BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China saat ini tengah berupaya untuk memulihkan ekosistem terumbu karang di wilayah Laut China Selatan yang rusak akibat proyek pembangunan pulau buatannya.

Pernyataan yang disampaikan Kementerian Sumber Daya Alam China tersebut menjawab kekhawatiran yang muncul dari proyek reklamasi yang telah merusak lingkungan.

"Fasilitas untuk melindungi dan memulihkan terumbu karang telah dipasang di Fiery Cross, Subi, dan Mischief Reef, tiga pulau terbesar di antara tujuh pulau buatan China dalam grup Sprarly. Operasi telah dimulai pada awal tahun," kata kementerian itu, dilansir SCMP, Rabu (2/1/2019).

Pada Selasa (1/1/2019), laman resmi kementerian telah mengumumkan survei untuk mengidentifikasi lebih banyak wilayah karang yang akan dilindungi dan dipulihkan melalui pendekatan "pemulihan alami".

Baca juga: Duterte: China Tak Bisa Klaim Wilayah Udara di Atas Pulau Buatan

Terumbu karang akan dibiarkan untuk memulihkan diri secara alami dengan dibantu metode dan teknik buatan yang dikembangkan secara khusus untuk Kepulauan Spratlys.

Kementerian Sumber Daya Alam mengatakan, perlindungan dan pemulihan ekologi adalah sebuah misi untuk melindungi sistem ekologi karang dan memastikan keamanan ekologi di Kepulauan Spratlys dan seluruh Laut China Selatan.

Pada Juli 2016, pengadilan internasional telah memutuskan bahwa reklamasi dan pembangunan pulau buatan oleh China di Laut China Selatan telah menyebabkan kerusakan parah pada lingkungan terumbu karang.

"China telah melanggar kewajibannya untuk melestarikan dan melindungi ekosistem yang rapuh dan habitat yang terancam dan hampir punah, serta menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki terhadap lingkungan laut," kata pernyataan pengadilan.

Beijing telah menolak keputusan tersebut dan bersikeras bahwa pembangunan reklamasi Kepulauan Spratlys adalah proyek hijau yang memperhatikan alam.

China menjalankan proyek reklamasi pulau di Spratlys antara 2013 dan 2016 dengan memperluas wilayah karang dan bebatuan menjadi pulau seluas 558 hektare.

Pulau-pulau buatan yang berada di Laut China Selatan tersebut ada di wilayah yang masih disengketakan oleh Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan.

Pada 2015, Badan Kelautan Negara China mengatakan, pekerjaan konstruksi pulau tidak mengubah kesehatan ekosistem Kepulauan Spralys. Meski demikian, mereka tetap menyarankan dilakukannya penanaman, perbaikan dan transplantasi karang usai pekerjaan konstruksi usai.

Beijing juga mengklaim pada 2015 dan 2016 bahwa ekologi karang telah rusak oleh “penyebab alami dan penangkapan ikan yang berlebihan” jauh sebelum proyek konstruksi dimulai.

Baca juga: Beijing: Tidak Ada Pulau Buatan di Laut China Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com