Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Dokter Mogok Kerja, Presiden Zimbabwe Persingkat Liburannya

Kompas.com - 02/01/2019, 22:17 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

HARARE, KOMPAS.com - Akibat aksi mogok ratusan dokter, Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa mempersingkat liburan tahunannya pada Rabu (2/1/2019).

Pria berusia 76 tahun itu berupaya untuk menyelesaikan kebuntuan dengan dokter yang mogok selama sebulan.

Diwartakan AFP, ratusan dokter junior di rumah sakit umum di Zimbabwe berhenti bekerja karena menuntut gaji dalam mata uang dollar AS.

Baca juga: Diterpa Krisis, Masihkah Ada Keceriaan Natal di Zimbabwe?

Negosiasi sejauh ini tidak membuahkan hasil sebab pemerintah tidak punya kemampuan untuk membayar gaji dalam dollar AS.

Pekan lalu, pemerintah mengatakan telah menangguhkan 530 dokter yang mogok tapi kemudian membuka jalan bagi negosiasi baru.

"Presiden harus memotong cuti tahunannya melakukan pengawasan dalam perundingan," ujar sekretaris tetap kementerian informasi Nick Mangwana.

Dia menambahkan wakil presiden Constantino Chiwenga juga terus memantau jalannya negosiasi. Chiwenga bertindak sebagai presiden selama Mnangagwa sedang cuti.

Namun, para dokter bersumpah untuk melanjutkan aksi mogok kerja.

"Sampai tuntutan kami dipenuhi, posisi kami tetap sama," kata Mthabisi Bhebhe, sekretaris jenderal Asosiasi Dokter Rumah Sakit.

"Kami ingin remunerasi yang layak. Dengan gaji saat ini, sangat sulit untuk membayar sewa dan tidak cukup untuk membeli bahan makanan selama sebulan," imbuhnya.

Seperti diketahui, ekonomi Zimbabwe telah mengalami penurunan selama lebih dari satu dekade akibat kekurangan uang tunai dan angka pengangguran yang tinggi.

Baca juga: Pemerintah Zimbabwe Tolak Mengekstradisi Istri Mugabe

Di sisi lain, pemerintah terus berjuang untuk membayar gaji para pekerjanya.

Mnangagwa, yang mengambil alih dari kekuasaan dari Robert Mugabe. Lalu dia memenangkan pemilu pada Juli tahun lalu, dengan berjanji untuk menghidupkan kembali perekonomian.

Kekurangan komoditas dasar kembali terjadi dan harga melonjak. Kurangnya pasokan juga dialami apotek yang kehabisan obat-obatan penting untuk kondisi kronis seperti diabetes dan hipertensi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com