Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas akibat Badai Usman di Filipina Capai 68 Orang

Kompas.com - 31/12/2018, 17:50 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC,AFP

MANILA, KOMPAS.com - Korban tewas akibat badai yang melanda Filipina naik menjadi 68 orang dan jumlahnya diperkirakan semakin mningkat.

BBC melaporkan, Senin (31/12/2018), badai Usman memporakporandakan wilayah Bicol di sebelah tenggara Manila pada Sabtu lalu.

Sejauh ini, sebanyak 17 orang dinyatakan hilang. Sementara korban jiwa kebanyakan berasal dari Bicol, daerah yang bergunung-gunung.

Baca juga: Badai Salju Menyapu Wilayah Carolina Utara, 1 Orang Tewas

Sebanyak 11 korban di antaranya tewas di pulau Samar karena tanah longsor dan tenggelam.

"Saya khawatir ini (angka kematian) masih akan meningkat karena ada banyak daerah yang masih harus kami bersihkan," kata Claudio Yucot, direktur pertahanan sipil Bicol.

AFP mewartakan, meski tidak disertai angin yang begitu kencang, tapi badai Usman membawa hujan lebat yang menyebabkan banjir dan memicu tanah longsor di beberapa daerah.

Banyak orang tidak berhasil mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.

Penyebabnya, badai Usman tidak cukup kuat untuk dikategorikan sebagai topan dalam sistem peringatan badai versi pemerintah.

"Orang-orang terlalu percaya diri karena mereka dalam masa liburan (Natal) dan tidak ada peringatan topan tropis," ucap Yucot.

Meski badai Usman telah mengarah ke barat menjauhi Filipina, banyak wilayah terdampak masih mengalami hujan musiman sehingga menghambat upaya penyelamatan dan pemulihan.

Hingga kini lebih dari 40.000 orang mengungsi di seluruh negeri karena badai.

Baca juga: Anaknya Tewas saat Badai Florence, Seorang Ibu di AS Justru Diadili

Sebagai informasi, rata-rata ada 20 topan dan badai menyerang Filipina setiap tahun, menewaskan ratusan orang.

Topan Super Haiyan pernah menghilangkan lebih dari 7.360 nyawa penduduk di seluruh Filipina pada 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com