Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Diri, Petualang AS Selesaikan Perjalanan 1.600 Kilometer Melintasi Antartika

Kompas.com - 27/12/2018, 14:13 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Seorang petualang asal Amerika Serikat berhasil mencatatkan dirinya sebagai orang pertama yang berhasil merampungkan perjalanan solo melintasi Antartika tanpa bantuan apa pun.

Colin O'Brady (33), berhasil menyelesaikan perjalanan melintasi benua beku di Kutub Selatan dari ujung utara menuju selatan sejauh hampir 1.600 kilometer.

Perjalanan itu ditempuh O'Brady selama 54 hari dengan berjalan kaki sambil menarik kereta luncur es untuk mengangkut perbekalannya yang mencapai bobot 180 kilogram.

Perjalanan O'Brady dipantau melalui perangkat GPS dan di-update setiap hari melalui situs colinobrady.com. Dia juga sesekali mengunggah foto perjalanannya melalui akun instagram miliknya.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Ekspedisi Pertama Manusia Menuju Kutub Selatan

"Saya telah mencapai tujuan saya, menjadi orang pertama dalam sejarah yang melintasi benua Antartika dari ujung ke ujung seorang diri, tanpa dukungan, dan tanpa bantuan," tulis O'Brady dalam akun Instagram-nya, Kamis (27/12/2018).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Day 54: FINISH LINE!!! I did it! The Impossible First ?. 32 hours and 30 minutes after leaving my last camp early Christmas morning, I covered the remaining ~80 miles in one continuous “Antarctica Ultramarathon” push to the finish line. The wooden post in the background of this picture marks the edge of the Ross Ice Shelf, where Antarctica’s land mass ends and the sea ice begins. As I pulled my sled over this invisible line, I accomplished my goal: to become the first person in history to traverse the continent of Antarctica coast to coast solo, unsupported and unaided. While the last 32 hours were some of the most challenging hours of my life, they have quite honestly been some of the best moments I have ever experienced. I was locked in a deep flow state the entire time, equally focused on the end goal, while allowing my mind to recount the profound lessons of this journey. I’m delirious writing this as I haven’t slept yet. There is so much to process and integrate and there will be many more posts to acknowledge the incredible group of people who supported this project. But for now, I want to simply recognize my #1 who I, of course, called immediately upon finishing. I burst into tears making this call. I was never alone out there. @jennabesaw you walked every step with me and guided me with your courage and strength. WE DID IT!! We turned our dream into reality and proved that The Impossible First is indeed possible. “It always seems impossible until it’s done.” - Nelson Mandela. #TheImpossibleFirst #BePossible

A post shared by Colin O'Brady (@colinobrady) on Dec 26, 2018 at 12:55pm PST

O'Brady menceritakan bagaimana dirinya menyelesaikan sisa perjalanannya sejauh 125 kilometer terakhir dalam satu tarikan selama 32 jam.

"Perjalanan selama 32 jam terakhir adalah saat-saat paling menantang dalam hidup saya, namun juga adalah momen terbaik yang pernah saya alami," tulis O'Brady.

"Saya berusaha untuk terus fokus sepanjang waktu demi tujuan akhir saya, sambil membiarkan pikiran saya mengingat kembali pelajaran mendalam dari perjalanan ini," tambahnya, seperti dikutip AFP.

Awal Perjalanan

O'Brady memulai perjalanan menyeberangi Antartika bersama seorang petualang Inggris, Louis Rudd (49). Keduanya berangkat secara terpisah pada 3 November dari Union Glacier.

O'Brady berhasil mencapai pos di Kutub Selatan pada 12 Desember, setelah melakukan 40 hari perjalanan.

Dia tiba di pos terakhir di Ross Ice Shelf di Samudera Pasifik pada Rabu (26/12/2018), yang menandakan dirinya telah melalui 1.482 kilometer. Sementara Rudd tertinggal satu atau dua hari perjalanan di belakangnya.

O'Brady menceritakan bagaimana dia akhirnya memutuskan untuk menempuh sisa perjalannya sekitar 125 kilometer dalam satu kali tarikan tanpa beristirahat.

Baca juga: Seluruh Anggotanya Perempuan, Tim Ekspedisi Antartika Patahkan Mitos

"Saat saya merebus air untuk sarapan oatmeal, terpikir pertanyaan yang tampaknya mustahil di pikiran saya."

"Saya berpikir apakah mungkin untuk melakukan satu tarikan perjalanan terus menerus sampai akhir," tulis O'Brady.

"Ketika saya kembali memakai sepatu bot saya, pikiran yang semula tampak mustahil telah berubah menjadi sebuah tujuan yang kuat."

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com