Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membedah Mitos Sinterklas Populer karena Coca-Cola, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 25/12/2018, 12:01 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Sumber Telegraph

KOMPAS.com - Ketika Natal tiba, momen yang paling ditunggu oleh anak-anak adalah menerima hadiah, baik itu dari teman, tetangga dan bahkan keluarga. Namun, karakter ikonik yang dikenal selalu memberikan hadiah Natal adalah Sinterklas.

Sinterklas memberikan hadiah dari satu rumah ke rumah dengan mengendarai kereta luncur yang bisa terbang ke angkasa. ditarik sembilan ekor rusa. Biasanya Sinterklas memberikan hadiah pada malam Natal.

Sosok Sinterklas sampai saat ini sudah terkenal dan menjadi tradisi Natal di berbagai negara. Beberapa pusat perbelanjaan Tanah Air juga menggunakan sosok Sinterklas yang biasanya berwarna merah saat menyambut perayaan Natal.

Bermula dari topi, pakaian dan celana yang digunakan semuanya menggunakan warna merah dengan garis putih. Kenapa Sinterklas digambarkan dengan warna merah ?

Baca juga: Sembunyikan Sapu hingga Bersepatu Roda, Ini 6 Tradisi Unik Natal Dunia

Terdapat mitos yang mengungkapkan bahwa Sinterklas berwarna merah berkat pemasaran dan iklan Coca-Cola.

Pada awal 1930-an, ketika Coca-Cola sedang berkembang dan mencari cara untuk meningkatkan penjualan saat musim dingin, perusahaan membuat ilustrasi unik untuk mengiklankan produknya.

Iklan Santa Claus dan Cola-Colacoca-cola.co.uk Iklan Santa Claus dan Cola-Cola
Ilustrator bernama Haddon Sundblom, membuat gambar Sinterklas yang memegang botol Coca-Cola, minum Coca-Cola, menerima Coca-Cola sebagai hadiah, dan menikmati Coca-Cola ketika Natal.

Setelah itu, merek minuman bersoda ini mulai mendapatkan sorotan berkat iklan yang unik ini dan mulai laris di pasaran saat musim dingin. Banyak pihak yang mengapresiasi Cola-Cola karena telah mempopulerkan Sinterklas ke publik Amerika Serikat.

Saat itu, masyarakat AS memang belum semuanya mengenal sosok Sinterklas yang figurnya diambil dari Saint Nicholas.

Baca juga: Kisah Sinterklas, Legenda Eropa yang Populer di Amerika...

Seiring berjalannya waktu, ada beberapa pihak yang menilai bahwa Sinterklas meraih popularitasnya dan menjadi ikon saat Natal berkat Coca-Cola, terlebih penggunaan warna merahnya.

Ada juga pendapat yang menyatakan Santa Claus merupakan ciptakaan dari perusahaan minuman tersebut.

Penjelasan

Berbagai argumen dan pernyataan yang muncul terkait Sinterklas dan Coca-Cola akhirnya mendapatkan penjelasan dari perusahaan.

Dilansir dari situs Coca-Cola, www.coca-cola.co.uk, perusahaan memberikan jawaban bahwa sosok Sinterklas berwarna merah sudah populer sebelum Cola-Cola menggunakannya dalam iklan.

Cerita ilustrasi bahwa Sinterklas memakai pakaian merah sudah banyak digambarkan dalam buku anak. Sinterklas juga digambarkan dengan berbagai cara, seperti tinggi dan kurus atau bahkan pendek dan memiliki tingkat intelektual yang luar biasa.

Namun, Coca-Cola mengklaim bahwa sejak iklan pada 1930-an itu, karakter Sinterklas yang berperut besar, berambut putih, dan periang seperti dalam iklan menjadi populer di masyarakat.

Dilansir dari The Telegraph, Warna merah dan putih yang digunakan Sinterklas memang sudah ada zaman dulu, yakni sebagai warna khas Saint Nicholas sendiri.

Seiring waktu, jubah merah dan putih para uskup digantikan oleh jas yang dipotong-potong lebih rapi.

Beberapa sejarawan berpendapat bahwa jubah para uskup muncul dalam banyak warna berbeda tetapi jubah merah dikaitkan dengan Bapak Natal selama abad ke-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com