Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Penggunaan Nuklir sebagai Pembangkit Listrik di AS

Kompas.com - 20/12/2018, 18:48 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nuklir dikenal mempunyai efek radiasi yang berbahaya. Pada masa Perang Dunia II, teknologi nuklir digunakan sebagai senjata pemusnah massal dan menyebabkan tragedi kemanusiaan di Hiroshima dan Nagasaki.

Dalam perkembangannya, teknologi nuklir tak hanya dikembangkan untuk persenjataan. Pada 1950-an, Amerika Serikat memulai dengan membuat riset tentang penggunaan tenaga nuklir untuk menghasilkan listrik.

Keberhasilan dari AS yang dikenal dengan proyek Experimental Breeder Reactor 1 atau EBR 1 memotivasi negara lain untuk mengembangkan manfaat dari energi nuklir untuk membangkitkan listrik.

Akhirnya sampai sekarang, banyak negara di berbagai belahan dunia sudah memanfaatkan energi nuklir untuk pembangkit listrik.

Namun, mereka harus tetap berhati-hati. Ledakan reaktor atau kebocoran masih menjadi ancaman bagi mereka yang bekerja pada pembangkit listrik tenaga nuklir.

Baca juga: 20 Desember 1951, EBR-I Jadi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama Dunia

Dilansir dari website resmi Departemen Nuklir Amerika Serikat (www.energy.gov) setidaknya terdapat beberapa fakta menarik mengenai nuklir di AS yang perlu Anda ketahui. Apa saja?

1. Memasok 20 persen listrik di AS

Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa lebih dari 20 persen listrik di AS disediakan oleh tenaga nuklir. Ada lebih dari 100 pembangkit listrik tenaga nuklir yang beroperasi di negara Abang Sam (AS) ini.

Ketika EBR-1 berhasil, maka proyek ini semakin dikembangkan di berbagai negara bagian AS. Namun, masih ada juga pro dan kontra mengenai pengembangan nuklir ini di AS.

Pembangkit listrik tenaga nuklir dirancang untuk beroperasi 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, karena mereka membutuhkan lebih sedikit perawatan dan dapat beroperasi lebih lama sebelum pengisian bahan bakar.

Pada 2016, pembangkit listrik tenaga nuklir AS menghasilkan lebih dari 800 miliar kWh listrik, yang dua kali lebih banyak daripada yang dihasilkan Perancis.

2.Ramah Lingkungan

Energi nuklir di AS menyumbang 56 persen tenaga listrik di AS yang bebas karbon pada 2017. Ini membuatnya menjadi sumber energi bersih domestik terbesar di Amerika Serikat. 

Pembangkit listrik tenaga nuklir tidak mengeluarkan gas beracun saat menghasilkan listrik. Mereka menghasilkan tenaga dengan mendidihkan air untuk menciptakan uap yang memutar turbin.

Air dipanaskan oleh proses yang disebut fisi, yang membuat panas dengan memisahkan atom uranium di dalam inti reaktor nuklir.

Hasilnya adalah mampu menghasilkan listrik kepada beberapa pihak.

3. Sumber energi yang paling diandalkan

Pembangkit listrik tenaga nuklir dapat beroperasi dalam kapasitas penuh lebih dari 92 persen pada 2017. Ini menjadikannya sumber energi yang paling dapat diandalkan di Amerika.

Dalam persentasenya, jumlah ini melebihi tenaga lain, semisal dua kali lebih besar dari batu bara (54 persen) dan gas alam (55 persen).

Selain itu, jumlah ini tiga kali lebih besar daripada pembangkit listrik tenaga angin (37 persen) dan matahari (27 persen).

4. Membantu 30 negara bagian AS

Sekitar 100 reaktor komersial membantu membangun rumah dan bisnis di 30 negara bagian AS. Illinois memiliki 11 reaktor nuklir dan menjadi yang terbesar di antara negara lainnya.

Bersama dengan reaktor yang berada di South Carolina dan New Hampshire, mempu menghasillkan lebih dari 50 persen kekuatan nuklir untuk menyuplai kebutuhan listrik Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com