Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Hideki Tojo, PM Jepang Era Perang Dunia II

Kompas.com - 19/12/2018, 23:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

2. Menjadi Perdana Menteri Jepang
Pada 30 Juli 1940, Tojo didapuk menjadi Menteri Perang di pemerintahan Perdana Menteri Fumimaro Konoe untuk mengamankan militer terkait kebijakan luar negerinya.

Sebagai menteri militer, dia melanjutkan ekspedisi militer melawan China. Saat Konoe akhirnya mengundurkan diri, dia menjadi perdana menteri pada 17 Oktober 1941.

Selain sebagai PM, dia juga menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Pendidikan, serta Menteri Industri dan Perdagangan.

Baca juga: Ladang Ranjau Anti-tank Bekas Perang Dunia II Ditemukan di Saint Petersburg

Dia kemudian melaksanakan rencana yang sudah disusun sejak April 1941: Menyerang pangkalan militer AS Pearl Harbor di Hawaii pada 7 Desember 1941.

Setelah itu Jepang mengalami serentetan kemenangan dan membuat Tojo serta petinggi lainnya mengalami apa yang disebut masyarakat saat itu sebagai "Penyakit Kemenangan".

Tojo menginginkan Jepang bisa menaklukkan antara lain Australia, Selandia Baru, bahkan meluas hingga Washington maupun kawasan Amerika Selatan.

Namun setelah itu, kekalahan mulai menghinggapi Jepang. Salah satunya adalah Pertempuran Midway (4-7 Juni 1941) yang dianggap sebagai titik balik Sekutu menginvasi Pasifik.

Kekalahan Jepang semakin terasa ketika Pertempuran Saipan dan Pertempuran Laut Filipina yang merupakan salah satu kekalahan paling memalukan Jepang.

Setelah Pertempuran Saipan, beberapa elite Jepang mulai yakin mereka kalah dalam perang, dan merasa sudah waktunya untuk membuat perjanjian damai.

Puncaknya setelah keberhasilan Sekutu menginvasi Kepulauan Mariana, Tojo dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Staf pada Juli 1944.

Kemudian pada 22 Juli 1944, posisinya sebagai perdana menteri digantikan oleh Kuniaki Koiso, dan menghabiskan sisa perang di korps cadangan.

Setelah AS menjatuhkan bom atom ke Nagasaki dan Hiroshima, Tokyo mengumumkan menyerah pada 15 Agustus 1945, dan ditandatangani pada 2 September 1945.

Baca juga: Penambang Pasir di Kebumen Temukan Ranjau Darat Antitank Aktif Sisa Perang Dunia II

3. Kematian
Setelah penyerahan tanpa syarat itu, panglima Sekutu Jenderal Besar Douglas MacArthur memerintahkan untuk menangkap sosok yang dianggap penjahat perang.

Ketika pasukan AS mengepung kediamannya pada 11 September 1945, Tojo berusaha bunuh diri dengan menembakkan pistol di dadanya.

Namun peluru itu tidak menembus jantung dan segera mendapat perawatan. Di tengah perawatan itulah, Tojo mulai berbicara.

"Saya minta maaf butuh waktu lama bagi saya untuk mati. Perang Asia Timur Raya sangat dibenarkan. Saya minta maaf pada negara ini," ujar Tojo dikutip dua wartawan Jepang.

Baca juga: Pesawat Era Perang Dunia II Jatuh di Jalan Raya di California

Setelah pulih, dia dipindahkan ke Penjara Sugamo, kemudian diadili oleh Pengadilan Militer Internasional di Timur Jauh dengan tuduhan kejahatan perang.

Dia divonis hukuman mati dengan cara digantung pada 12 November 1948, dan eksekusinya dilaksanakan pada 23 Desember 1948, sepekan sebelum ulang tahunnya yang ke-64.

Dalam pernyataan terakhirnya, dia meminta maaf atas kekejaman yang dilakukan Jepang, dan meminta AS agar memberi pengampunan bagi rakyat Jepang yang menjadi korban bom atom.

Tugu peringatannya berlokasi di Kuil Hazu (sekarang Nishio, Aichi), sementara abu jenazahnya sebagian ditaruh di Kuil Yasukuni, dan sisanya di Pemakaman Zoshigaya.

Baca juga: Setelah Kritik Kaisar, Kepala Pendeta Kuil Kontroversial Jepang Mundur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com