Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Kim Jong Il, Pemimpin Tertinggi Kedua Korut

Kompas.com - 17/12/2018, 22:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Kim Jong Il merupakan mendiang Pemimpin Tertinggi kedua Korea Utara (Korut) yang berkuasa pada 1994 hingga 2011.

Selama masa pemerintahan Kim Jong Il, Korut mengalami kelaparan hebat dari 1994-1998, dan mengakibatkan korban tewas antara 240.000 hingga 3,5 juta orang.

Korut juga mencatat rendahnya penegakan hak asasi, ditambah dengan kebijakannya memperkuat militer melalui Songun (Militer Dahulu).

Baca juga: Rakyat Korea Utara Peringati Enam Tahun Kematian Kim Jong Il

Sebagai Pemimpin Tertinggi, Kim memperoleh gelar "Pemimpin Tersayang" untuk membedakan dari sang ayah sekaligus Pendiri Korut Kim Il Sung sebagai "Pemimpin Agung".

Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan biografi dari pemimpin yang digelari Sekretaris Jenderal Abadi Partai Buruh Korea (WPK) pasca-kematiannya.

1. Masa Kecil
Terdapat dua laporan berbeda terkait kelahiran Kim. Yang pertama, dia lahir pada 16 Februari 1942 di Vyatskoye, Uni Soviet, dengan nama Rusia Yuri Irsenovich Kim.

Adapun biografi resmi Korut menyatakan Kim lahir pada 16 Februari 1942 di sebuah kamp rahasia di Gunung Paektu, Provinsi Ryanggang yang berbatasan dengan China.

Pada 1945 tatkala Kim berusia empat tahun, Perang Dunia II berakhir dan Korea memperoleh kemerdekaan dari Jepang.

Kim Il Sung kembali ke Pyongyang pada September sementara Kim menyusulnya sebulan kemudian dengan menumpang pesawat Soviet dan mendarat di Sonbong.

Berdasarkan biografi resminya, Kim menyelesaikan pendidikan antara 1950-1960 dengan bersekolah di SD Nomor 4 dan SMP Nomor 1 (sekarang SMA Namsan) di Pyongyang.

Namun, biografi itu ditentang kalangan akademisi asing yang menyatakan Kim menerima pendidikan di China untuk melindunginya dari Perang Korea (1950-1953).

Selama sekolah, dia bergelut dengan politik dan bergabung bersama Persatuan Anak-anak Korea serta Liga Muda Demokratik Korut (DYL).

Baca juga: Kim Jong Un Peringati Tujuh Tahun Meninggalnya Sang Ayah

Dia fokus kepada teori politik Marxist dan pada September 1957, menjabat sebagai Wakil Ketua DYL yang berada di sekolahnya.

Dia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Kim Il Sung dan begitu menonjol pada ekonomi politik Marx, namun kurang di filosofi serta ilmu kemiliteran.

Kim juga dikatakan mengenyam pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Malta awal 1970-an dan pernah menjadi tamu Perdana Menteri Malta Dom Mintoff di sela liburannya.

2. Naik ke Tampuk Kekuasaan
Juli 1961, Kim bergabung bersama Partai Buruh (WPK). Setelah lulus pada 1964, dia mulai mendapatkan posisi penting di dalam partai.

Dia awalnya didapuk di Komite Pusat WPK dengan tugas memimpin serangan terhadap kaum revisionis dan memastikan partai tidak menyimpang dari garis ideologis yang ditetapkan ayahnya.

Dia juga melakukan reformasi besar-besaran kepada militer untuk memantapkan kendali partai, dan melenyapkan para pejabat yang dianggap tidak loyal.

Setelah itu dia dipindahkan ke Departemen Agitasi dan Propaganda, badan pemerintah yang bertanggung jawab atas kontrol dan sensor terhadap media.

Kim memberi instruksi agar pesan ideologi partai bisa disampaikan oleh penulis, artis, hingga para pejabat yang ada di media.

Baca juga: Masa Berkabung 3 Tahun Terkait Wafatnya Kim Jong Il Berakhir

Disebutkan dia merevolusi seni di Korut dengan menggabungkan sejarah dan ideologi menjadi film berisi kejayaan terhadap sang ayah.

Dalam biografinya Kim telah mengomposisi enam opera dan menyukai mengelaborasi musik. Dia dilaporkan punya 20.000 film, termasuk seri James Bond.

Februari 1974, Komite Pusat telah mendeklarasikannya sebagai suksesor Kim Il Sung. Saat Kongres Partai pada Oktober 1980, kontrol Kim telah lengkap.

Pada 24 Desember 1991, dia mendapat julukan Komandan Tertinggi Angkatan Bersenjata Korut dan tampil untuk berpidato saat peringatan 60 tahun militer Korut (KPA).

Baca juga: Korea Utara Peringati Dua Tahun Kematian Kim Jong Il

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com