Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak "Prank" Pembeli Pura-pura Bawa Kabur Perhiasan dari Toko di China

Kompas.com - 15/12/2018, 10:17 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Media sosial di China akhir-akhir ini diramaikan dengan video aksi "prank" untuk melihat reaksi seseorang terhadap situasi tertentu.

Lelucon kali ini melibatkan pembeli nakal, perhiasan mahal, dan penjaga toko perhiasan yang panik.

Melansir Daily Mail, Jumat (14/12/2018), skenarionya adalah seseorang pura-pura menjadi pembeli potensial dengan mencoba kalung dan gelang di toko perhiasan.

Baca juga: Lari dari Prank Temannya, Seorang Pengantin Pria Ditabrak Mobil

Kemudian, pembeli itu tiba-tiba berlari seakan-akan membawa kabur perhiasan mahal tersebut.

Lalu bagaimana reaksi penjaga toko? Ada yang panik dan kebingungan sampai melompati meja etalase dan mengejar pembeli tersebut.

Pembeli pada akhirnya tidak keluar dari toko, namun berlari ke arah cermin di toko untuk melihat penampilannya ketika mengenakan perhiasan.

Pembeli seolah-olah tidak pernah bermaksud mencuri sehingga membuat karyawan bingung dan malu.

Video semacam itu pertama kali mulai beredar pada awal bulan ini di aplikasi video pendek populer Douyin, semacam Tiktok di China.

Dalam beberapa pekan terakhir, video-video tersebut telah dilihat jutaan kali. Sebagian warganet memuji ketangkasan penjaga toko.

"Manajer toko, berikutnya adalah Anda," tulis seorang pengguna Douyin.

Guyonan tersebut kemudian ditiru oleh seorang influencer media sosial Malaysia, Harvinth Skin, yang berpura-pura mencuri sepasang sepatu dari sebuah toko.

ABC News mewartakan, namun aksi "prank" kini menjadi incaran otoritas dan sensor media sosial.

Pada Juli lalu, Douyin mulai menghapus video orang yang menari keluar-masuk dari lift sehingga menyebabkan pintu tetap terbuka.

Surat kabar People's Daily melaporkan, video itu menunjukkan tindakan yang mengancam keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Baca juga: 8 Murid di Australia Terluka akibat Aksi Prank Jarum Suntik Bekas

Douyin kemudian melarang "prank" dan video lain yang dianggap vulgar serta berbahaya.

Aplikasi itu juga menghapus konten terkait dengan program kartun Peppa Pig pada Mei lalu, usai warganet mengunggah video menampilkan tato temporer karakter kartun tersebut.

Peppa Pig menjadi ikon subkultur di kalangan orang deasa muda di China dan popularitasnya dianggap bisa menghambat moral masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com