Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Rusia: Mendarat di Bulan Lebih Mudah Ketimbang Memalsukannya

Kompas.com - 12/12/2018, 15:34 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Salah satu pencapaian terbesar umat manusia adalah ketika manusia menjejakkan kaki pertama kali di Bulan.

Namun, hingga kini masih banyak yang meyakini misi Apollo 11 yang membawa Neil Armstrong dan Buzz Aldrin ke permukaan Bulan tak lebih dari sekadar konspirasi.

Perdebatan ini bahkan menjadi bahan "guyonan" direktur badan angkasa luar Rusia, Dmitry Rogozin.

Dia sempat mengatakan, di masa depan Rusia akan mengirim manusia ke Bulan dan memastikan keberadaan jejak kaki Neil Armstrong di sana.

Baca juga: Rusia Ingin Cek Kebenaran Astronaut AS Mendarat di Bulan

Namun, pendapat berbeda disampaikan Yury Kostitsyn, ilmuwan yang mengepalai Institut Kimia Analitik di masa Uni Soviet.

Dengann posisi ini, Kostitsyn terlibat langsung dalam pengembangan studi robotik Bulan di masa Uni Soviet.

"Memalsukan pendaratan astronot di Bulan akan jauh lebih sulit dan mahal ketimbang benar-benar melakukannya," ujar Kostitsyn.

Keyakinan Kostitsyn didasari  bukti berupa tanah yang disebut NASA diambil di Bulan. Contoh tanah itu sudah diteliti di berbagai negara termasuk saat itu di Uni Soviet.

"Dan, tanah itu dipastikan bukan berasal dari Bumi," ujar dia.

"Memalsukan tanah Bulan sangat mustahil. Orang Amerika membawa sekitar 300 kg tanah Bulan, sebagian besar mengandung basalt," papar Kostitsyn.

Kostitsyn melanjutkan, basalt memang bisa ditemukan di Bumi tetapi dari komposisinya dan strukturnya berbeda dengan yang dibawa dari Bulan.

"(Di Bumi) tidak ada formasi batu berusia lebih dari 3,7 miliar tahun. Dan, yang dibawa orang-orangAmerika berusia 4 miliar tahun," tambah dia.

"Tak perlu lagi diperdebatkan soal  orang Amerika telah mendarat di Bulan pada 1969-1972," dia menegaskan.

"Tidak akan ada astronot atau kosmonot yang akan membantah fakta ini," masih kata Kostitsyn.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tiga Astronot AS Mendarat di Bulan

Namun, rahasia "tetangga" terdekat Bumi itu akan semakin terungkap di saat China meluncurkan kendaraan lunarnya ke "sisi jauh" Bulan.

Awal tahun ini, badan antariksa Rusia, Roscosmos mengumumkan, Moskwa dan Beijing sepakat untuk mendirikan pusat data bersama untuk proyek penelitian bulan dan antariksa.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com