Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilang 30 Tahun Lalu di Himalaya, Jenazah Dua Pria Berhasil Ditemukan

Kompas.com - 11/12/2018, 14:33 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN

KATHMANDU, KOMPAS.com - Dua jenazah pendaki gunung asal Islandia yang hilang di pegunungan Himalaya pada 30 tahun lalu akhirnya ditemukan.

Jenazah Kristinn Runarsson dan Thorsteinn Gudjonsson ditemukan di bawah sebuah gletser oleh seorang pendaki gunung adal Amerika Serikat pada bulan lalu.

Diwartakan CNN, Selasa (11/12/2018), laporan dari Church of Scotland menceritakan kembali insiden hilangnya kedua pria tersebut.

Baca juga: Jenazah Tentara India Korban Kecelakaan Pesawat 50 Tahun Lalu Ditemukan di Himalaya

Pendaki bernama Steve Aisthorpe bersama dengan Runarsson dan Gudjonsson dalam sebuah ekspedisi pada Oktober 1988 untuk mendaki Pumori, sebuah gunung dengan ketinggian 7.161 meter dekat Everest.

Saat itu dia terpaksa tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju puncak karena jatuh sakit.

Tapi dia mendorong Runarsson dan Gudjonsson untuk terus menuju puncak.

"Penemuan jenazah mereka setelah tahun-tahun yang panjang mau tidak mau membawa banyak emosi ke permukaan bagi mereka yang mengenal dua pria luar biasa itu," kata Aisthorpe.

Dia mengatakan, jenazah mereka telah dibawa turun dari gunung, kemudian diangkut ke Kathmandu untuk dikremasi dan abunya dipulangkan ke Islandia.

Posisi tali keduanya mengindikasikan bahwa mereka telah mencapai puncak, atau hampir mendekati puncak.

Sementara, kamera film yang ditemukan di saku salah satu dari mereka telah dikirim ke seorang ahli untuk diproses dan diharapkan dapat memberi petunjuk lebih lanjut.

Saat dilaporkan menghilang di gunung, pasangan Runarsson sedang hamil.

Baca juga: Pasukan China dan India Terlibat Bentrokan Lempar Batu di Himalaya

"Lima bulan setelah dia dinyatakan meninggal, kami semacam mendapatkan dia kembali. Putranya kini adalah gambaran dari ayahnya," ucap ayah Runarsson, Runar Gudbjastsson.

Runarsson dan Gudjonsson pernah mengatakan kepada teman-temannya, jika ada sesuatu yang terjadi pada mereka maka tidak ada yang harus mempertaruhkan hidup untuk mengambil jenazah mereka.

"Mereka tidak ingin menempatkan orang dalam bahaya untuk menyelamatkan mereka," tutur Gudjastsson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com