Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok dengan Massa Rompi Kuning, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Kompas.com - 08/12/2018, 17:51 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PARIS, KOMPAS.comPolisi antihuru-hara Paris, Perancis, menembakkan gas air mata ketika demonstrasi yang dilakukan massa rompi kuning kembali terjadi.

Dilaporkan Russian Today pada Sabtu (8/12/2018), massa yang berkumpul di kawasan ikonik Champs-Elysees terlibat bentrok dengan polisi pukul 10.00 waktu setempat.

AFP mewartakan, gas air mata itu ditembakkan untuk mendesak massa rompi kuning yang sudah berada di monumen Arc de Triomphe dan kawasan perbelanjaan supaya mundur.

Baca juga: Hadapi Massa Rompi Kuning, Perancis Kerahkan Kendaraan Lapis Baja

Dari video yang beredar, sejumlah massa berlari mundur sembari menutupi mukanya akibat terkena gas air mata dari kepolisian.

Mereka ada yang harus berdiri di sudut bangunan sembari terbatuk-batuk. Bahkan, ada salah satu pengunjuk rasa yang terbaring di jalanan.

Polisi total telah menahan 481 demonstran dengan 34 di antaranya membawa ketapel, palu, atau batu yang bakal digunakan untuk menyerang aparat.

Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner menyatakan berharap massa yang datang bakal sedikit. Meski begitu, dia mewaspadai terhadap kelompok ultras di dalamnya.

"Aksi tiga pekan sebelumnya telah menghasilkan monster yang sudah tidak dapat kami kendalikan. Kami berjanji tak bakal menoleransi pihak yang berusaha menciptakan kekacauan," janji Castaner.

Sementara Perdana Menteri Edouard Philippe bertemu dengan perwakilan rompi kuning pada Jumat (7/12/2018) malam waktu setempat.

Salah satu perwakilan Champs-Elysees Chalencon menuturkan, Philippe telah mendengarkannya dan berjanji bakal mencarikan solusi.

Kini, lanjut Chalencon, yang mereka tunggu adalah pernyataan dari Presiden Emmanuel Macron. Chalencon berharap dia bisa tampil di depan publik.

"Saya berharap dia tampil sebagai ayah yang membawa cinta serta penghormatan, serta menjanjikan sebuah keputusan bagus," harap Chalencon.

Demonstrasi yang awalnya menentang kenaikan harga bahan bakar itu membuat sejumlah tempat wisata ikonik Paris ditutup.

Philippe menyatakan, sebanyak 89.000 polisi dan Gendarmerie dari seluruh Perancis serta puluhan kendaraan lapis baja bakal dikerahkan.

Dunia mengawasi dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat menerbitkan imbauan bagi warganya supaya menjauhi kerumunan dan tidak berpenampilan mencolok.

Adapun kedutaan seperti Portugal, Belgia, dan Republik Ceko mengimbau warganya yang sudah merencanakan kunjungan ke Paris supaya ditangguhkan.

Baca juga: Antisipasi Massa Rompi Kuning, Menara Eiffel dan Pertokoan di Paris Tutup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com