Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Desak agar Mantan Pengacaranya Dipenjara

Kompas.com - 04/12/2018, 12:05 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Michael Cohen, yang dulu merupakan orang kepercayaan dan pengacara pribadi Donald Trump kini menjadi target kekesalan sang presiden di Twitter.

Melansir AFP, Senin (3/12/2018), Trump menyerukan agar Cohen dipenjara dalam waktu yang lama.

Seperti diketahui, mantan pengacaranya itu mengaku telah berbohong kepada Kongres soal mengejar kesepakatan pembangunan Trump Tower di Rusia selama kampanye pemilu presiden 2016.

Baca juga: Mantan Pengacara Akui Bohong kepada Kongres soal Trump Tower di Rusia

Trump menuding Cohen mengarang cerita soal transaksi dengan Rusia untuk meminimalkan masa hukumannya atas berbagai kasus penghindaran pajak, penipuan, dan pelanggaran lainnya.

Melalui serangkaian kicauan di Twitter, pria berusia 72 tahun itu menuangkan kekesalannya.

"Michael Cohen minta hakim agar tidak dipenjara. Maksud Anda, dia bisa melakukan semua yang mengerikan, tidak berkaita dengan Trump, tapi penipuan, pinjaman besar, pajak, dan tidak menjalani hukuman penjara yang lama?" tulisnya.

"Dia berbohong untuk hasil ini. Menurut pendapat saya, dia harus menjalani hukuman penuh," imbuhnya.

Cohen menjadi saksi kunci dalam penyelidikan penasihat khusus Departemen Kehakiman Robert Mueller tentang campur tangan Rusia dalam pemilu presiden 2016.

Trump telah berulang kali menyebut penyelidikan itu sebagai tindakan ilegal dan menuduh Mueller memaksa saksi untuk membuat kebohongan yang merusak presiden.

"Robert Mueller ... dan kelompok di luar kendalinya, Democrat Pemarah, tidak menginginkan kebenaran, mereka hanya menginginkan kebohongan. Kebenarannya sangat buruk untuk misi mereka," kicau Trump.

Di sisi lain, suami Melania ini justru memuji mantan penasihatnya yang lain, Roger Stone, karena menolak untuk bersaksi melawan dia.

Sebelumnya, Cohen mengaku bersalah atas satu tuduhan berbohong tentang proyek pembangunan Trump Tower di Moskwa.

Jaksa federal mengatakan, kebohongan itu dilakukan ketika Cohen menyerahkan surat kepada komite intelijen Senat dan DPR pada 28 Agustus 2017.

Surat itu menyebutkan, rencana proyek telah diakhiri pada Januari 2016, sebelum kampanye presiden.

Baca juga: Trump dan Melania Beri Penghormatan Terakhir pada George HW Bush

"Saya membuat pernyataan tersebut konsiden dengan pesan politik Individu-1 dan kesetiaan kepada Individu-1," ucapnya, seperti dikutip dari CNN.

Individu-1 diidentifikasi dalam arsip pengadilan sebagai Presiden AS Donald Trump.

Pengungkapan itu sekaligus menunjukkan Trump terlibat dalam urusan bisnis dengan Rusia di tengah kampanye kepresidenan, di mana Rusia disebut membantunya agar terpilih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com