Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria 62 Tahun Dipaksa Jadi Tentara, Wajib Militer Tajikistan Dikecam

Kompas.com - 01/12/2018, 15:18 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

DUSHANBE, KOMPAS.com - Angkatan Darat Tajikistan telah menyelesaikan prgram wajib militer sepanjag musim gugur ini.

Namun, proses ini mendapat kritikan karena warga dipaksa masuk militer termasuk seorang pria berusaia 62 tahun yang sedang berjalan-jalan di malam hari.

Juru bicara militer Orif Nozimiyon kepada situs berita ASIA-Plus mengatakan, proses perekrutan ini berlangsung delapan hari dan berakhir pada Jumat (30/11/2018).

Baca juga: Hindari Wajib Militer, Mahasiswa Korsel Dituduh Naikkan Berat Badan

Menjadi personel militer tidak begitu disukai warga negeri bekas Uni Soviet ini. Apalagi para wajib militer kerap mengeluhkan kondisi yang buruk dan perundungan.

Banyak laporan menyebut para petugas rekrutmen militer mendatangi pasar atau daerah ramai lainnya untuk memaksa warga masuk tentara.

Laporan semacam ini membuat Kementerian Pertahanan Tajikistan menegaskan untuk tahun ini pihaknya meminta warga mendaftar demi rasa nasionalisme.

"Perwakilan kemenhan memastikan tak perlu pemaksaan dalam prekrutan anggota militer baru tahun ini. Proses perekrutan akan dilakukan sesuai dengan cara yang legal," demikian situs berita Akhbor.

Menurut situs berita Akhbor, seorang guru bahasa Rusia dari distrik Rasht bernam Firuz Tabakov adalah korban perekrutan tentara.

Dia diambil dari sekolahnya dan langsung dibawa ke markas angkatan darat di dekat ibu kota Dushanbe. Padahal sejak 2000 pemerintah mengecualikan guru desa dalam proses wajib militer.

Keluarga Firuz mengatakan bahwa istri, anak, orangtua, dan kakeknya kini kehilangan satu-satunya pencari nafkah. Dan, sekolah di desa itu juga kehilanan satu-satunya guru bahasa Rusia.

Kasus lebih aneh menimpa Bobomurod Rajabov. Pria 62 tahun ini mengatakan, petugas rekrutmen berusaha memasukkannya ke dalam mobil di kota Vahdat tak jauh dari Dushanbe.

Bobomurod, kepada harian SSSR, mengatakan bahwa para petugas rekrutmen itu memaki dan memukulinya.

"Kenapa kamu menghindari wajib militer? Mengapa kamu tidak masuk tentara? Padahal saya sudah katakan, usia saya sudah tua dan sebaya ayah mereka," ujar Bobomurod.

Bobomurod mengatakan, para petugas itu agaknya menduga dia masih berusia muda hingga topiya terlepas dan para tentara itu menyadari kesalahan mereka.

Di hari berikutnya, Bobomurod melapor ke polisi, tetapi mereka menolak menerima pengaduannya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com