Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/11/2018, 12:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkata dia bisa saja membatalkan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Putin dan Trump dijadwalkan bertemu dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang bakal berlangsung di Buenos Aires, Argentina, pada 30 November sampai 1 Desember nanti.

Penasihat Keamanan Nasional John Bolton menyatakan, Trump dan Putin bakal membahas keamanan, pengetatan senjata, hingga masalah Timur Tengah dalam KTT G20.

Baca juga: Presiden Ukraina: Negara Kami dalam Ancaman Perang dengan Rusia

Washington Post via BBC memberitakan Rabu (28/11/2018), saat ini Trump tengah menunggu laporan akhir dari tim keamanan nasionalnya.

Tim keamanan nasional AS mendalami ketegangan antara Ukraina dan Rusia yang terjadi di Laut Hitam pada Minggu (25/11/2018).

"Saya bisa saja membatalkan pertemuan dengannya (Putin. Saya tidak menyukai agresi. Saya tidak ingin adanya agresi," kata Trump.

Ketegangan itu terjadi ketika dua kapal artileri ringan dan kapal tongkang Ukraina ditembaki dan disita kapal perang Rusia di Selat Kerch, dekat Semenanjung Crimea.

24 pelaut Ukraina ditahan oleh militer Rusia, dengan enam di antaranya mengalami luka tembak di kawasan yang dicaplok Kremlin pada 2014 itu.

Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) mengunggah salah seorang pelaut bernama Volodymyr Lisovyi yang mengaku adanya upaya provokatif dari Ukraina.

Sementara pelaut lainnya, Andriy Drach, mengatakan pihaknya sudah menerima peringatan dari militer Rusia bahwa mereka melanggar kedaulatan wilayahnya.

Komandan AL Ukraina Ihor Voronchenko mengatakan anak buahnya itu memberi pengakuan seperti itu karena berada dalam tekanan.

Voronchenko berkata dia mengetahui para pelaut itu berasal dari Nikopol, dan dia menegaskan anak buahnya sangat profesional serta jujur.

Pemerintah pusat bereaksi dengan parlemen mendukung proposal Presiden Petro Poroshenko untuk menetapkan undang-undang darurat militer.

UU itu ditetapkan selama 30 hari mulai dari 26 November dan berlaku di 10 titik perbatasan. Poroshenko juga menyatakan negaranya saat ini berada dalam ancaman perang dengan Rusia.

"Jumlah tank Rusia yang ditempatkan di perbatasan mengalami penambahan hingga tiga kali lipat," ungkap Poroshenko dalam wawancara dengan televisi nasional.

Lebih lanjut, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menegaskan aksi penyitaan kapal Ukraina merupakan bentuk pelanggaran hukum internasional.

Sementara Inggris melontarkan kecaman dengan menyatakan Negeri "Beruang Merah" telah melanggar kedaulatan wilayah Ukraina.

Baca juga: Presiden Ukraina Minta Trump Sampaikan Pesan Khusus Ini kepada Putin

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com