Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi India Diminta Tak Ambil Jenazah Pria AS di Pulau Suku Sentinel

Kompas.com - 27/11/2018, 16:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Muncul seruan agar polisi India tak mengambil jenazah pria Amerika Serikat (AS) yang tewas dipanah suku terasing Sentinel.

Survival International, organisasi yang membela hak suku pedalaman dan terasing, meminta agar jenazah John Allen Chau yang tewas pada 16 November.

Baca juga: Polisi Tak Bisa Sembarangan Ambil Jenazah Pria AS dari Suku Sentinel

Diwartakan AFP Selasa (27/11/2018), Direktur Survival Stephen Corry mengungkap "bahaya" baik bagi Suku Sentinel maupun tim penyelamat.

"Terdapat risiko wabah flu mematikan, maupun penyakit dari luar begitu nyata dan bisa bertambah setiap terjadi kontak," kata Corry.

Ucapan Corry diperkuat pernyataan bersama grup antropolog, penulis, maupun aktivis India seperti Pankaj Sekhsaria, Vishvajit Pandya, dan Madhusree Mukerjee.

Dalam pernyataan itu, pemerintah India diminta untuk menghormati hak dan keinginan warga Sentinel dengan tidak menciptakan situasi yang bisa melukai mereka.

Chau diketahui sempat berusaha masuk ke Pulau Sentinel Utara, tempat di mana suku yang dikenal paling berbahaya di dunia itu, sebelumnya.

"Nama saya John. Saya mencintai kalian dan Tuhan juga mencintai kalian," begitulah teriakan Chau dalam catatan harian yang diserahkan ke keluarganya.

Teriakan itu dibalas dengan lesatan anak panah yang mengenai Kitab Suci yang dimasukkan di saku dada. Mendapat serangan tersebut, Chau terpaksa mundur.

Dia kemudian mencoba kembali ke Pulau Sentinel Utara pada 16 November dengan bantuan tujuh nelayan yang dijanjikan imbalan 325 dollar AS, atau Rp 4,7 juta.

Namun, kali ini dia tidak kembali di mana para nelayan itu bersaksi mereka menyaksikan beberapa orang Sentinel menyeret tubuh Chau yang sudah tidak bernyawa di pinggir pantai.

Polisi berkata pada 2006, dua orang nelayan dibunuh oleh Suku Sentinel setelah kapal mereka karam di pulau yang masuk wilayah Andaman dan Nicobar itu.

Direktur Jenderal Dependera Pathak berujar, orang Sentinel menancapkan bambu untuk menyangga dua jenazah itu sehingga menghadap ke laut.

"Kedua nelayan yang tewas itu oleh mereka dijadikan semacam orang-orangan sawah," kata Pathak seraya melanjutkan, mereka telah menahan ketujuh nelayan yang dianggap membantu Chau.

Baca juga: Ketika Polisi India Gugup Memandang dari Jauh Wajah Suku Sentinel...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com