Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir: Orang Malaysia Tak Mau Kerja Keras, Hanya Ingin Dibantu

Kompas.com - 26/11/2018, 17:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Asia One

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memperingatkan negaranya bisa disalip oleh negara tetangga dari sisi ekonomi.

Sebabnya sebagaimana diwartakan Malaysian Insight via Asia One Senin (26/11/2018), Mahathir menyebut orang Malaysia tidak mau bekerja keras.

Baca juga: 36 Tahun Berlalu, Bocah yang Menjabat Tangan Mahathir Kini Pimpin Kanada

Pemimpin terpilih tertua di dunia itu mengatakannya dalam upacara pembukaan Dash Resort yang berlokasi di Langkawi pada Minggu (25/11/2018).

Saat ini, kata Mahathir, warga Malaysia bergantung kepada bantuan finansial seperti Bantuan Rakyat 1Malaysia (BR1M) yang dibentuk di masa pemerintahan Barisan Nasional.

PM berusia 93 tahun itu mengungkapkan saat ini Malaysia mendatangkan pekerja asing untuk melakukan pekerjaan yang tak ingin dilakukan warganya.

"Pemerintah mengambil pajak dari orang asing hanya untuk dihabiskan bagi orang yang menganggap dirinya punya masalah di bidang keuangan," terangnya.

PM berjuluk Dr M itu memprediksi negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam bakal segera menyalip mereka karena negara itu punya warga yang bersedia bekerja keras.

Mahathir melanjutkan di Vietnam, orang-orangnya begitu tekun. "Sementara di sini, orang tak ingin bekerja karena pemerintah bakal memberi uang," tuturnya.

PM yang pernah berkuasa pada periode 1981-2003 itu juga meminta para pejabatnya tidak fokus kepada kegiatan komersial semata.

Dia menegaskan tugas utama dari pemerintah adalah mengusulkan hukum supaya disahkan parlemen dan segera menerapkannya.

Mahathir meminta agar tugas bisnis diserahkan kepada sektor swasta. "Pemerintah tak punya pengalaman menangani bisnis. Kami bisa kehilangan banyak uang nantinya," bebernya.

"Sektor swasta jelas lebih tahu bagaimana menghasilkan uang. Mereka mempunyai banyak ide," kata PM dari koalisi Pakatan Harapan tersebut.

Mahathir menuturkan agar pengusaha tidak dipersulit karena negara sama sekali tidak membesarkan mereka, namun bakal mendapat penghasilan sebesar 36 persen.

Baca juga: Krisis Rohingya, Begini Kritikan Mahathir kepada Aung San Suu Kyi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Asia One
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com