Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halau Migran, Tentara AS Bakal Dipersenjatai Tongkat Pemukul

Kompas.com - 22/11/2018, 07:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pasukan Amerika Serikat (AS) yang dikerahkan di perbatasan Meksiko bisa melakukan tindakan untuk menghalau migran jika terjadi kekerasan.

Namun, mereka bakal menghalau para migran tersebut menggunakan tongkat pemukul. Demikian pernyataan Menteri Pertahanan James Mattis.

Baca juga: Usir Karavan Migran, Warga Kota di Meksiko Bentrok dengan Polisi

Saat itu, seperti diberitakan AFP Rabu (21/11/2018), ada sekitar 5.800 personel militer yang dikerahkan untuk membantu agen Dinas Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai.

Mereka bakal menghadapi 8.000 migran yang sudah menyeberangi Meksiko di mana kementerian dalam negara setempat menyatakan mereka datang dalam beberapa gelombang.

Jika migran memaksa masuk, mereka bakal berhadapan dengan petugas dan tentara yang sudah dibekali perisai serta tongkat pemukul.

"Tidak ada elemen mematikan lain yang bakal ditambahkan kepada para pasukan itu," tutur pensiunan jenderal dari Korps Marinir tersebut.

Para migran itu kebanyakan berasal dari "Segitiga Utara". Yakni El Slvador, Guatemala, dan Honduras di mana kekerasa geng menyebabkan angka pembunuhan di sana tinggi.

Presiden Donald Trump memerintahkan penempatan pasukan di perbatasan. Kebijakan yang menuai kritik karena dianggap berusaha mengambil hati pemilih saat pemilihan sela.

Saat itu, Trump menyatakan datangnya migran itu sebagai sebuah invasi, dan berujar setiap pasukan dipersilakan menembak jika ada yang melempar batu kepada mereka.

Namun, Trump menarik kembali ucapannya dengan mengatakan para migran yang melakukan kericuhan bakal ditangkap dan dipenjara.

AFP memberitakan, militer AS dilarang untuk terlibat dalam penegakan hukum domestik sehingga misi perbatasan itu menuai sorotan.

Mattis memaparkan, awalnya dia memperhitungkan kemungkinan misi itu bakal berlangsung hingga 15 Desember. Namun durasi bisa diperpanjang tergantung situasinya.

Adapun biayanya diperkirakan menghabiskan 72 juta dollar AS, sekitar Rp 1 triliun. "Saya memprediksi nominalnya bakal baik," tukasnya.

Baca juga: 100 Orang Karavan Migran Diculik Geng Kartel Narkoba Meksiko

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com