Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netanyahu Sebut Musuh Memohon untuk Gencatan Senjata di Gaza

Kompas.com - 15/11/2018, 10:10 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela keputusannya menerima gencatan senjata dari kelompok milisi di Gaza. Dia mengatakan, musuh telah memohon untuk menghentikan serangan.

"Pada saat darurat, ketika membuat keputusan menjadi penting untuk keamanan, publik tidak selalu dapat mengetahui pertimbangan yang harus disembunyikan dari musuh," ujar Netanyahu, Rabu (14/11/2018).

"Musuh-musuh kami memohon agar dilakukan gencatan senjata dan mereka tahu pasti alasannya," tambahnya saat menghadiri seremoni menghormati perdana menteri pertama Israel David Ben-Gurion.

Gencatan senjata telah mendorong kritikan dari pemerintah sayap kanan Netanyahu, serta dari Israel garis keras yang tinggal di dekat Jalur Gaza dan ingin militer mengambil tindakan lebih lanjut terhadap Hamas.

Melansir dari The New Arab, kabar mengenai gencatan senjata di Gaza pertama kali diumumkan kelompok milisi, termasuk Hamas, pada Selasa (13/11/2018), setelah terjadi pertempuran sengit selama dua hari sejak Minggu (11/11/2018).

Baca juga: Gencatan Senjata Terjadi di Gaza, Menhan Israel Mengundurkan Diri

Peningkatan kekerasan itu menjadi yang terburuk sepanjang tahun ini dan sejak perang 2014, di mana Israel melakukan pengepungan Gaza selama 50 hari.

Militan Palestina menembakkan 460 roket dan mortir ke Israel dalam waktu 24 jam terakhir sebelum gencatan senjata, sementara militer Israel melancarkan serangan udara terhadap 160 sasaran di Gaza.

Tujuh warga Palestina, termasuk lima militan, tewas selama peningkatan kekerasan itu. Sedangkan di pihak Israel, satu orang tewas akibat serangan roket Hamas dan tiga orang terluka parah.

Meski mengalami lebih sedikit kerusakan dibandingkan wilayah Gaza akibat pertempuran, namun tercapainya gencatan senjata yang ditengahi Mesir telah berdampak besar terhadap pemerintahan Israel.

Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman mengumumkan pengunduran dirinya dan mendesak agar Israel melaksanakan pemilu dini.

Selain itu dia juga menarik partainya, Yisrael Beiteinu dari koalisi Netanyahu, meninggalkan koalisi pemerintah hanya unggul satu kursi di Parlemen Israel, Knesset.

Sementara kelompok Hamas menyambut gembira pengunduran diri Lieberman dan menyebutnya sebagai bentuk pengakuan kekalahan Israel atas Palestina.

Baca juga: Hamas Sambut Gembira Mundurnya Menhan Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com