Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Diabetes Sedunia, Asal Usul dan Tujuan Penetapannya..

Kompas.com - 14/11/2018, 15:54 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit diabetes menjadi momok bagi setiap orang. Apalagi, jumlah penderita diabetes yang tiap tahun terus meningkat. Tak hanya dari lingkungan keluarga, teman, kenalan bahkan relasi juga kadang mengidap penyakit ini.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa diabetes sering dikaitkan dengan gaya hidup dan pola makan seseorang yang berakibat meningkatnya kadar gula darah dalam tubuh. Selain itu, ada faktor keturunan dari orangtua yang menurun ke anaknya secara langsung.

Diabetes merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tak memproduksi cukup insulin atau tubuh tak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.

Insulin ini merupakan hormon untuk mengatur kadar keseimbangan gula darah.

Seiring berjalannya waktu, diabetes dapat mengganggu fungsi organ tubuh manusia. Beberapa organ tubuh bekerja tak semestinya dan ada pula yang harus diamputasi. Maka dari itulah, setiap tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day).

Menurut jurnal yang dikeluarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, World Diabetes Day (WDD) diperingati untuk meningkatkan perhatian terhadap diabaetes yang terus meningkat di dunia.

Pemrakarsa utamanya adalah International Diabetes Federation (IDF) dan World Health Organisation (WHO) yang menerapkannya sejak 1991 setiap 14 November.

Baca juga: Hari Diabetes Sedunia, Ini Sejumlah Fakta Mengenai Penyakitnya

Kenapa 14 November?

Secara resmi, WDD masuk dalam hari penting di dunia secara resmi sejak 2006. Dalam situs www.who.int atau situs resmi WHO, peringatan WDD diperkuat dengan dikeluarkannya Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa 61/225.

Hal itu ditandai dengan kelahiran Sir Frederick Banting pada 14 November 1891. Frederick Banting merupakan orang yang menemukan insulin bersama dengan Charles Best pada 1922.

Dengan WDD, harapannya adalah untuk mengampanyekan kesadaran akan diabetes di dunia yang menjangkau lebih dari 1 miliar orang di lebih dari 160 negara.

Baca juga: Jauhi 8 Kebiasaan Ini Agar Terhindar dari Diabetes

Ilustrasi tes gula darah pada pasien diabetes.Getty Images/iStockphoto Ilustrasi tes gula darah pada pasien diabetes.
Istilah diabetes

Istilah diabetes mungkin diciptakan oleh Apollonius dari Memphis sekitar 250 SM. Namun, nama diabetes pertama dicatat dalam bahasa Inggris, dalam kata "diabete" dalam teks medis yang ditulis sekitar 1425 M.

Pada 1675, Thomas Willis yang merupakan seorang dokter menambahkan kata "mellitys" untuk melengkapi kata diabetes. Hal ini didasari pada rasa manis yang berasal dari urine yang banyak diperhatikan dan diteliti oleh orang Yunani kuno, Cina, Mesir, India, dan Persia seperti yang terlihat dari literatur mereka.

Pada 1919, Dr Frederick Allen dari Rockefeller Institute di New York menerbitkan "Peraturan Diet Total dalam Pengobatan Diabetes" yang memperkenalkan terapi diet ketat atau pengobatan kelaparan sebagai cara untuk mengelola diabetes.

Setelah itu, Sir Frederick Grant Banting dan Charles Herbert Best mengembangkan dan menemukan insulin untuk diabetes. Hal ini menyebabkan ketersediaan pengobatan yang efektif untuk diabetes pada tahun 1922.

Atas jasanya, Frederick Banting menerima menerima Hadiah Nobel dalam Fisiologi.

Baca juga: Bagaimana Cara Kurangi Resiko Terkena Penyakit Diabetes?

Pada Januari 1922, Leonard Thompson, seorang pasien amal di Rumah Sakit Umum Toronto, menjadi orang pertama yang menerima dan menyuntikkan insulin untuk mengobati diabetes. Thompson mampu hidup 13 tahun lagi sebelum meninggal karena pneumonia pada usia 27 tahun.

Namun demikian, kita harus tetap mewaspadai dari penyakit ini. Walaupun berbagai upaya obat penyembuhan dan insulin ditemukan, hal itu belum bisa menyembuhkan diabetes secara total. Perlunya perubahan gaya hidup dan pola makan untuk bisa terhindar dari serangan diabetes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com