Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negosiasi Dikabarkan Buntu, Korut Mulai Marah kepada AS

Kompas.com - 08/11/2018, 13:49 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) dikabarkan mulai memanas karena Korut marah.

Sumber dari pejabat militer maupun diplomat asing menuturkan, tensi dua negara memanas buntut pembicaraan mereka yang mengalami kebuntuan.

Dilaporkan CNN pada Kamis (8/11/2018), buntunya perundingan Korut dan AS disebabkan mereka masih menunggu siapa yang bakal membuat konsesi terlebih dahulu.

Baca juga: Korut Ancam Lanjutkan Program Senjata Nuklirnya jika Sanksi Ekonomi Tak Dicabut

Korut dilaporkan marah setelah Washington menolak untuk mengangkat sanksi, ditambah dengan friksi personal antara juru runding kedua negara.

Mantan pejabat Central Intelligence Agency (Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat/CIA) Bruce Klingner menyebut ancaman Korut bakal kembali membangun pasukan nuklirnya jika AS tak mencabut sanksi.

Korut juga belum menggelar pertemuan dengan Utusan Khusus AS untuk Korut Stephen Biegun karena kedua negara belum sepakat dengan istilah dasar seperti "denuklirisasi".

Sementara pejabat Washington berujar Korut kesal karena AS tak kunjung memberikan penawaran seperti pengurangan sanksi.

"Sikap Korut adalah AS harus membuat gerakan sebelum mereka juga memberikan respons lain," kata pejabat anonim tersebut.

Media Korut KCNA dalam ulasannya pada 2 November menyatakan bahwa Pyongyang sudah memberikan iktikad baik dengan melaksanakan perubahan.

"Namun, kami tidak menerima respons seperti yang dibutuhkan. Kami tidak akan bergerak meskipun 1 milimeter sebelum mereka memberi respons," ulas KCNA.

Sejumlah pakar menyatakan, segala klaim Korut bahwa mereka telah memulai proses pelucutan senjata nuklirnya tak lebih dari "bermanis-manis mulut".

Rezim Kim Jong Un menyatakan telah menutup fasilitas uji coba mesin rudal dan menjanjikan bakal menutup fasilitas nuklir Yongbyon.

Pejabat AS lain mengemukakan, terdapat prinsip "kami bakal memberikan sedikit jika kalian juga melakukan hal yang sama" terkait proses denuklirisasi.

"Karena itu sikap Presiden (Donald Trump) jelas. Dia bersikeras untuk mempertahankan tekanan maksimal hingga denuklirisasi penuh dilakukan," katanya.

Sementara itu, Trump mengatakan sangat senang dengan perkembangan negosiasi dengan Pyongyang, dan menegaskan pemerintahannya tak terburu-buru ingin Korut melakukan denuklirisasi.

"Sementara sanksi masih berada di tempatnya, tidak ada lagi kabar uji coba rudal maupun nuklir. Bahkan tawanan mulai dibebaskan," klaim Trump.

Baca juga: Kisahkan Pelecehan Seksual, Pembelot Wanita Korut: Kami seperti Mainan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com