Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Matinya Harimau Pemangsa Manusia di India Tuai Kontroversi

Kompas.com - 03/11/2018, 17:36 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

MUMBAI, KOMPAS.com - Seekor harimau pemangsa manusia di India yang diklaim telah menewaskan belasan korban dalam dua tahun terakhir telah ditembak mati.

Namun, pembunuhan terhadap hewan dilindungi tersebut memicu kontroversi mengenai legalitasnya.

AFP mengabarkan, erburuan harimau paling terkemuka di "Negeri Anak Benua" berakhir pada Jumat (2/11/2018) malam, ketika induk dari dua bayi harimau usia 10 bulan itu diketahui keberadaannya.

Para pemburu menyebut sang induk dengan julukan T1. Namun bagi pecinta hewan, harimau betina itu dinamai Avni.

Baca juga: China Bela Langkah Izinkan Penjualan Cula Badak dan Tulang Harimau

T1 atau Avni ditembak mati di hutan negara bagian Maharashtra, hutan Yavatmal.

Sebuah tim dengan lebih dari 150 orang telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencari T1, menggunakan paraglider dan puluhan kamera inframerah sementara penembak jitu naik ke punggung gajah.

Mahkamah Agung India telah mengeluarkan perintah berburu untuk T1. Hewan predator itu disalahkan atas 13 kematian manusia sejak Juni 2016.

T1 dilaporkan ditembak mati oleh Ashgar Ali Khan, putra pemburu paling terkenal India Nawab Shafath Ali Khan.

Kepala Konservator Utama Hutan AK Mishra mengatakan kepada surat kabar Indian Express, awalnya staf hutan berhasil melesatkan obat penenang ke arah harimau tersebut sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

"Tapi dia menyerang tim, memaksa Asghar menembak untuk membela diri. Harimau betina itu mati dengan satu tembakan," ucapnya.

Pembunuhan berdarah dingin

Namun, laporan Mishra bertentangan dengan keterangan dari pihak lain,

The Times of India mengutip sumber yang terlibat dalam perburuan yang mengatakan,  anak panah pembius dimasukkan ke dalam tubuh harimau setelah penembakan dilakukan.

Pejabat kehutanan mengakui kepada media India bahwa tidak ada dokter hewan hadir selama perburuan, seperti yang dipersyaratkan oleh perintah Mahkamah Agung.

Jerryl Banait, seorang dokter hewan dan aktivis di negara bagian Karnataka, menyebut penembakan itu sebagai pembunuhan berdarah dingin.

"Avni dibunuh secara ilegal untuk memuaskan nafsu pemburu akan darah," kata People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) di India.

Baca juga: Ekspor Durian ke China Ancam Habitat Harimau Malaya

Meski pembunuhannya menuai kontroversi, desa-desa di sekitar kota Pandharkawda merayakan kematian si harimau dengan perasaaan lega.

Sebagai informasi, T1 diklaim menyerang korban pertamanya yaitu seorang perempuan yang jenazahnya ditemukan di ladang kapas pada Juni 2016.

India telah meluncurkan kampanye besar untuk meningkatkan jumlah harimau.

Pada sensus harimau terakhir pada 2014, jumlahnya telah meningkat menjadi lebih dari 2.200 dari yang terendah kurang dari 1.500.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com