Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasutri di Inggris Ditangkap Setelah Perbudak Pria Selama 4 Tahun

Kompas.com - 02/11/2018, 16:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

SOUTHAMPTON, KOMPAS.com - Seorang dosen di Inggris dan suaminya ditangkap atas tuduhan telah melakukan perbudakan terhadap seorang pria.

Pritpal Binning dan suaminya Palvinder ditangkap setelah polisi menyerbu properti mereka di kawasan Chilworth, dekat Southampton.

Dilaporkan Daily Mail Kamis (1/11/2018), penyerbuan terjadi setelah pria berkewarganegaraan Polandia menuju fasilitas kesehatan Inggris (NHS).

Baca juga: Studi: Korut Negara dengan Perbudakan Terburuk

Pria itu mengaku pasangan itu hanya memberikan sebuah kursi plastik sebagai tempatnya tidur dan makanan kadaluarsa, serta tak ada toilet.

Pria yang dilaporkan berusia sekitar 40-an itu menuturkan telah dipaksa tinggal dalam gudang selama empat tahun terakhir, dan bekerja untuk makanan.

Pria itu juga berkata ketika berhenti dari pekerjaannya untuk melayani pembicaraan seorang tetangga, Binning langsung menghentikannya.

Berbekal pengakuan itu, Lembaga Perlindungan Pekerja Inggris (GLAA) melakukan pencarian di gubuk yang disebut tempat pria itu tinggal.

Binning bekerja sebagai dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Southampton sejak 1998. Dia dan suaminya tinggal di rumah berharga 1,2 juta poundsterling, atau Rp 23,3 miliar.

Tony Byrne, penyelidik senior di GLAA berujar di abad 21 ini, tidak seorangpun yang boleh dipaksa hidup di kondisi yang memprihatinkan.

Setelah menahan pasangan itu, Byrne menjelaskan pihaknya bakal mengembangkan penyelidikan berdasarkan bukti yang mereka kumpulkan.

"Saya juga mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kepada staf NHS yang melaporkan masalah ini, dan menunjukkan masih ada orang yang tereksploitasi," ujar Byrne.

Inspektur Kory Thorne dari Distrik Test Valley mengatakan, perbudakan era modern di wilayahnya merupakan hal yang sangat langka.

"Namun, ketika ada yang melaporkan fenomena ini, kami bakal segera menginvestigasi dan memastikan pelakunya bertanggung jawab," tegasnya.

Saat ditangkap, Binning menolak berkomentar kepada awak media. "Saya tahu tujuan kalian ke sini. Kami tak bakal bicara," kata perempuan 56 tahun itu.

Inggris menerbitkan peraturan ketat anti-perdagangan di 2015 yang menuai kritikan karena dianggap tidak maksimal menolong korban.

Menurut Walk Free Foundation, Negeri "Ratu Elizabeth" merupakan tempat bagi sekitar 136.000 budak.

Baca juga: Nadia Murad, Bekas Budak Seks ISIS yang Raih Nobel Perdamaian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com