Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Ekspor Rambut Manusia dari Myanmar

Kompas.com - 01/11/2018, 16:02 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber SCMP

YANGON, KOMPAS.com - Rambut bagi Za Za Lin bukan sekadar "mahkota", tetapi adalah sarana untuk membayar sewa rumahnya.

Meski saat memotong rambutnya yang lebat di sebuah kios di Yangon, Myanmar, Za Za berlinangan air mata.

"Memang sedikit menyakitkan. Namun, kini sudah tiba saatnya membayar sewa rumah," ujar remaja perempuan berusia 15 tahun itu.

Baca juga: Logo Mirip Swastika, Salon Rambut di Taiwan Tuai Keluhan

Za Za mau tak mau menerima uang dari Zin Mar yang memberinya uang 13 dolar AS atau kurang dari Rp 197.000 untuk 51 centimeter rambutnya yang dipangkas.

Di sisi lain dunia, rambut Za Za dan banyak perempuan lainnya diproses dan dikemas dengan nama "rambut mentah Burma".

Kumpulan rambut itu dijual dengan harga hingga ratusan dolar AS untuk dibuat menjadi wig atau perpanjangan rambut bagi para pelanggan kaya.

Di Myanmar, rambut panjang dianggap sebagai bentuk kecantikan bagi para perempuan dan memiliki nilai keagamaan yang amat dalam.

"Orang dari seluruh dunia ingin membeli rambut dari negara kami, sebab jika dikeramasi dan diberi conditioner, maka rambut kami bersinal seperti mutiara," kata Win Ko (23).

Win Ko kerap membeli rambut dari individual atau pemasok skala kecil yang ada di berbagai pasar di Myanmar.

Meski perdagangan rambut manusia sudah dilakukan sejak berabad-abad lalu, namun baru satu dekade terakhir Myanmar mencoba mendapatkan manfaat ekonomi dari perdagangan rambut ini.

Kini Myanmar menjadi "jantung" bisnis rambut manusia yang bernilai miliaran dolar.

Sejak 2010, produksi rambut Myanmar meningkat empat kali lipat dan negara itu kini menjadi negara pengekspor terbesar rambut manusia keempat di dunia.

Pada 2017, Myanmar mendapatkan 6,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 94 miliar dari ekspor rambut yang jika ditotal bobotnya sama dengan 1.160 mobil berukuran sedang.

Baca juga: Para Hakim di Ghana Wajib Mengenakan Wig Saat Memimpin Sidang

Setelah dikumpulkan dari orang-orang semacam Za Za Lin, rambut tersebut dibawa ke pabrik untuk diluruskan, disisir, dicuci, dan dikemas unytuk kemudian dikirim ke China.

Angka perdagangan rambut ini sulit dipastikan karena sebagian besar industri ini belum memiliki regulasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com