Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu di AS Didakwa atas Kematian Anaknya yang Tersapu Banjir Badai Florence

Kompas.com - 31/10/2018, 10:30 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Badai Florence yang menewaskan lebih dari 40 orang di negara bagian Carolina Utara, Carolina Selatan, dan Virginia pada September lalu.

Salah satu kisah kematian yang tragis adalah seorang balita usia satu tahun bernama Kaiden Lee-Welch.

Melansir New York Times, Rabu (31/10/2018), dengan bercucuran air mata, sang ibu, Dazia Lee, menceritakan kembali insiden yang merenggut nyawa putranya.

Baca juga: Setelah Badai Florence, Warga Carolina Utara Diserang Nyamuk Besar

Dia mengatakan, air membanjiri mobilnya dan mendorongnya dengan kuat dari jalan. Dia berhasil membebaskan Kaiden dari kursi mobil dan keluar.

Namun, bocah tersebut jatuh dari genggaman tangannya di aliran air yang deras.

Mayat Kaiden ditemukan pada keesokan harinya, terjepit di antara bumper mobil dan pohon.

"Saya melakukan apa pun sebagai orangtua untuk menyelamatkan dan melindunginya," kata Lee kepada reporter kala itu.

Fakta terbaru mengungkap, Lee ternyata mengendarai mobilnya di sekitar barikade dan jalan yang ditutup oleh pihak berwenang karena banjir.

Kantor Sheriff Union County, Carolina Utara, mendakwanya dengan pembunuhan tak disengaja pada Senin (29/10/2018)

"Kematian tragis anak ini dan situasi dalam kasus ini sungguh memilikan," kata sheriff Eddie Cathey, dalam sebuah pernyataan.

"Penyelidikan menyeluruh dengan mempertimbangkan semua fakta dan menerapkan hukum, kami merasa dakwaan ini sesuai," imbuhnya.

Baca juga: Badai Florence: Pria Ini Evakuasi Hewan Peliharaan Pakai Bus Sekolah

Lee juga harus menghadapi tuduhan pelanggaran mengemudi di jalan raya yang ditutup.

Seperti diketahui, Badai Florence Florence mencapai daratan AS pada pertengahan September lalu dan menjadi kategori 1 atau statusnya diturunkan menjadi siklon tropis.

Namun, angin kencang terus meluluhlantakkan sepanjang Pesisir Timur, menumbangkan pepohonan, dan jaringan listrik. Sebanyak 20.000 warga menyelamatkan diri ke tempat pengungsian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com