TECUN UMAN, KOMPAS.com - Pengangguran, bahaya, dan kekerasan memicu ribuan warga Honduras rela melakukan apa saja untuk mengubah nasib, termasuk membangun impian di Amerika Serikat.
Mereka rela menempuh perjalanan panjang dengan menumpang truk dan bahkan berjalan kaki.
Yang terbaru, ratusan dari mereka nekat menyeberangi Sungai Suchiate pada Senin (29/10/2018) tanpa menggunakan perahu, di mana otoritas AS bersiap menempatkan 5.200 pasukan di perbatasan.
Baca juga: Cegah Karavan Migran, AS Kerahkan 5.200 Pasukan di Perbatasan Meksiko
Pria, perempuan, dan anak-anak mengarungi sungai besar dari Guatemala menuju Meksiko dengan menggunakan rakit dari ban truk, atau dengan membentuk rantai manusia sehingga mencegah tersapu arus.
Sementara yang lainnya memilih untuk berenang. Segala cara ditempuh agar tetap bisa menyeberangi sungai, setelah otoritas Meksiko menolak membuka jembatan perbatasan.
Lebih dari seribu migran Honduras menerobos barisan polisi untuk mencapai sungai sehari sebelumnya. Mereka berupaya gabung dengan karavan migran yang lebih besar, yang kini sedang menuju AS.
Hingga akhir pekan, kami akan menempatkan lebih dari 5.200 pasukan ke perbatasan barat daya," kata Jenderal Angkatan Udara Terrence O'Shaughnessy.
Pengerahan pasukan itu menunjukkan jumlah yang meningkat tajam dari pernyataan sebelumnya, yang menyebut 800 pasukan dikirim untuk menjaga perbatasan.
VIDEO: Hundreds of Honduran migrants brave Guatemala's Suchiate River, on the border of Mexico, on their way to the United States.
???? Trump Again Threatens Use of Military to Stop Migrants' Entry into UShttps://t.co/G9WMnHS9k2 pic.twitter.com/Qx4pZCeFC0
— The Voice of America (@VOANews) 30 Oktober 2018
Karavan migran telah meninggalkan negaranya pada dua pekan lalu dan menuju AS dengan melewati Meksiko. PBB memperkirakan ada 7.000 orang dalam rombongan tersebut.
Baca juga: Ancaman Trump Ketika Karavan Migran Honduras Kini Menuju AS
Para migran tetap bertekad mencapai AS meski ada ancaman dari Presiden Donald Trump yang akan mengerahkan militer untuk mencegah mereka masuk.
"Banyak anggota geng dan orang jahat di karavan migran, yang menuju ke perbatasa bagian selatan," kicau Trump.
"Mohon kembali, kalian tidak akan diterima di Amerika Serikat kecuali melalui proses legal. Ini adalah invasi terhadap negara kami dan militer kami menunggu kalian," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.